Mantan Politisi Partai Golkar Andi Sinulingga menyoroti pesan yang tersebar antara Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak dengan Kepala Biro Hukum Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) M Idris Froyote Sihite.
Ia mengaku heran melihat isi percakapan tersebut. Pasalnya, dulu KPK merupakan lembaga yang amat dihormati dan sangat berwibawa, tetapi kini para pimpinannya pun menunjukkan sikap yang menghancurkan lembaganya sendiri.
"Kok bisa negara jadi serusak ini. Pimpinan penegak hukum (KPK) yang selama ini lembaga paling berwibawa, sekarang hancur sehancur-hancurnya. Kok bisa jadi pimpinan KPK model begituan," ungkap Andi Sinulingga dikutip dari akun Twitter pribadi miliknya, Sabtu (15/4).
Baca Juga: Menanti Nyali Dewas KPK Copot Firli Bahuri 'Si Pembocor'
"Tak malu bicara bisnis hukum demi uang dengan instansi yang harusnya mereka awasi. Korup dah dianggap wajar," pungkas Andi Sinulingga.
Sementara itu, Tanak menyatakan bahwa tangkapan layar percakapannya dengan Idris dilakukan pada Oktober 2022, sebelum ia dilantik menjadi Wakil Ketua KPK. Saat itu, ia masih berdinas di Kejaksaan Agung dan menjelang pensiun.
Menurut Tanak, ia memang berteman dengan Idris yang juga memiliki latar belakang jaksa. Sebagai jaksa yang hampir pensiun dan sebelumnya sibuk, Tanak mengaku perlu mempersiapkan beberapa hal, salah satunya aktivitas ketika sudah purnatugas.
Baca Juga: Usai OTT Wali Kota Bandung, Firli Bahuri Tegaskan KPK Masih Ada
"Dia sebagai sahabat saya, saya ajak diskusi dengan chatting itu. Tapi tidak ada hal-hal yang negatif," ujar Tanak dalam konferensi pers di KPK, Kamis (13/4/2023)."Saya berdiskusi dengan beliau, chatting dengan beliau bahwa saya akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan memberikan pendapat hukum atau legal opinion," jelasnya.
Adapun sebelumnya, diketahui bahwa ada sebanyak tiga tangkapan layar percakapan antara Tanak dan Idris. Dalam cuitan yang diunggah Twitter @dimdim0783, Tanak menghubungi Idris terlebih dahulu pada Rabu (12/10/2022) sekitar pukul 19.51.
"Selamat malam Pak Karo, bisa telepon. Salam Sehat J. Tanak," bunyi pesan tersebut sebagaimana dikutip pada Jumat (14/4).
Dikutip dari Kompas, nomor ponsel tersebut benar nomor ponsel Tanak yang kerap dihubungi untuk dimintai konfirmasi oleh media. Menanggapi pesan Tanak, Idris Sihite baru merespons pada pukul 9 malam lewat 26 menit 28 detik. "Malam Pa," balas Idris.
Setelah itu, pada Rabu (19/10/2023), Tanak dan Idris kembali berbalas pesan. Tanak membicarakan terkait mencari uang, membuka kantor, hingga bermain di belakang layar.
"Waduh, masih bisalah kita cari duit, saya sudah buka kantor dengan teman, tapi saya masih main di belakang layar, kita bisa bergabunglah main di belakang layar," tulis Tanak dilanjutkan emoji tersenyum.
"RHS cuma untuk konsumsi kita saja," kata Tanak kembali dilanjutkan dengan emoji. Menanggapi pesan ini, Idris hanya menulis singkat. "Mantaaaaap Pak," balasnya.
Tanak kemudian melanjutkan percakapan. Ia membicarakan persoalan terlambat, permintaan teman-teman untuk membantu di perusahaan. Ia juga menyebut tidak ada pimpinan di Kejaksaan yang memperhatikan.
"Iya, saya pun agak terlambat tapi sejak tahun 2012 saya mulai diminta teman-teman untuk bantu-bantu di perusahaan mereka tapi tidak full time. Hal tersebut saya lakoni karena saya sadar bahwa tidak ada pimpinan Kejaksaan yang mau perhatikan kita, jadi saya perlu berpikir dan menyikapi langkah yang tepat untuk mengatasi kebutuhan hidup di Jakarta ini yang penuh tantangan hidup," tulis Tanak.
"Sekarang saya mulai coba buka kantor dengan teman, salah satu kawan saya marga purba, bukan dari Kejaksaan. Kerjaan saya carikan klien, diskusi dengan klien dan ikut membuat konsep yang akan dikerjakan, nanti teman-teman yang maju siang atau negosiasi dengan pihak lawan," tulis Tanak lagi.
"Kalau kita cuma harap gaji, ras," lanjutnya. Merespons hal ini, Idris Sihite pun memuji Tanak. "Bagus sekali Pak," tulis Idris.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024