Manuver KLB Demokrat Deli Serdang pimpinan Moeldoko disorot pakar kebijakan publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat. Moeldoko melakukan PK terkait putusan MA tentang keabsahan kepengurusan Partai Demokrat yang kini ada di kubu AHY.
Achmad menilai apa yang dilakukan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) tersebut sarat akan manuver politik menjegal Anies Baswedan, sang kandidat capres di luar kekuasaan yang mana juga telah resmi diusung oleh Demokrat pimpinan AHY.
“Publik menilai bahwa upaya Moeldoko ini sebagai upaya untuk menjegal pencapresan Anies Baswedan karena bila Partai Demokrat di ambil alih Moeldoko dari AHY, maka Demokrat tidak akan memilih Anies Baswedan lagi,” ujar Achmad dalam keterangan resmi yang diterima wartaekonomi.co.id, Jumat (14/4/23).
Baca Juga: Moeldoko Ajukan PK, Politisi Demokrat: Motif untuk Gagalkan Pencapresan Anies
Menurut Achmad, apa yang dilakukan oleh Moeldoko disadari atau tidak mencoreng nama Pemerintahan Jokowi.
Hal ini karena terkesan pemerintah mengerahkan segala cara agar kekuasaan bisa terus berlanjut.
“Langkah Moeldoko, disadari atau tidak, akan mencoreng wajah pemerintah,” jelasnya.
Lain cerita jika memang segala upaya yang dilakukan Moeldoko tersebut atas perintah atau izin dari Presiden Jokowi.
Karenanya, menurut Achmad, Jokowi jika merasa tak mengeluarkan atau memberi instruksi jegal Anies kepada Moeldoko, maka menendang eks Panglima TNI tersebut dari kabinet jadi salah satu solusi menyelamatkan muka pemerintah.
Baca Juga: Demokrat Klaim Ada Indikasi Kuat Moeldoko Ingin Jegal Anies
“Kecuali bila Moeldoko malah diperintah oleh Presiden Jokowi untuk melakukan manuver tersebut. Bila Presiden Jokowi tidak memerintahkan melakukan manuver tersebutmaka Reshuffle Moeldoko dari jabatannya sebagai KSP adalah langkah yang harus dilakukan Presiden,” jelasnya.
“Bila presiden tidak mau melakukan reshuffle terhadap Moeldoko maka ada kesan bahwa Presiden seperti memihak capres tertentu karena publik melihatnya sebagai benang merah upaya mempertahankan kekuasaan,” tambahnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO