Biasanya, wajik menjadi hidangan utama dalam acara lamaran, pernikahan, selamatan kelahiran, hingga kematian. Teksturnya yang lengket menjadi simbol harapan kedua insan yang menikah akan terus lengket dan pernikahannya langgeng.
Di sisi lain, wajik dalam acara selamatan lain adalah simbol harapan hubungan antartetangga selalu rukun dan terus lengket.
Baca Juga: Ledre, Camilan Khas Bojonegoro dengan Bentuk Unik
Namun begitu, wajik kletik yang satu ini murni hanyalah merupakan jajanan yang dijual bebas dan biasanya tak dijadikan hidangan untuk acara tertentu.
Sebuah literatur menyebut, wajik telah ada sejak zaman Majapahit. Tertulis tentang wajik pada kitab Nawasuci atau Sang Hyang Tattawajnana. Kitab ini ialah karangan Mpu Siwamurti pada 1500-1619M.
Baca Juga: Kerupuk Upil, Camilan Khas Kediri yang Punya Banyak Nama
Namun begitu, tak banyak literatur sejarah terkait wajik kletik. Namun, kuliner ini diketahui berasal dari Blitar, Jawa Timur, dan beberapa daerah lain di Jawa Tengah.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024