Juru bicara PPP Usman M Tokan mengatakan, sejumlah orang akan bergabung dengan partai berlambang Ka’bah tersebut. Dua di antaranya adalah Sandiaga Salahuddin Uno dan mantan kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen (purn) Boy Rafli Amar. “Beliau-beliau akan kami siapkan tempatnya jika pada waktunya akan bergabung ke PPP,” ujar Usman.
Sandiaga tidak membantah kabar kepindahannya ke PPP. Meski begitu, wakil ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu mengaku masih beristirahat dari hiruk-pikuk politik praktis sepanjang Ramadhan. “Di bulan suci Ramadhan ini kita lagi memantapkan ibadah kita, sedikit jeda untuk berbicara politik praktis, tapi semuanya kan tahapan (pemilu) itu berlangsung dan di saat yang tepat, para pimpinan kita nanti akan menentukan sikap. Ya kita sabar saja menunggu,” ujar dia.
Baca Juga: Soal Kepindahan Sandiaga Uno ke PPP, Asrul Sani: Tentu Tidak Mudah
Analis politik dan Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, mengatakan, peluang Sandiaga Uno untuk kembali ikut kontestasi Pilpres 2024 akan terbuka bila keluar dari Partai Gerindra dan bergabung dengan PPP. Menurut Arifki, kepindahan Sandi ke PPP bakal terealisasi dalam waktu dekat, meskipun ini masih mengalami tarik ulur beberapa waktu ke depan.
“Sandiaga memberikan kode keluar dari Gerindra agar diberikan kesempatan maju oleh Prabowo untuk maju di Pilpres 2024. Tapi kenyataan masih jauh dari harapan. Makanya, Sandi menjalankan rencana lanjutannya untuk bergabung dengan PPP jika ingin kartunya hidup lagi di 2024,” kata Arifki.
Arifki menilai, menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini membaca peluang bahwa ia bakal menjadi cawapres potensial. Baik PDIP maupun Koalisi Perubahan bakal memperhitungkan duet Ganjar-Sandi atau Anies-Sandi. Karena PDIP membutuhkan parpol koalisi yang religius, sedangkan Koalisi Perubahan butuh figur lain yang diterima oleh Anies atau parpol koalisi.
Menurut Arifki, bila bergabung dengan PPP, Sandi bakal mudah menyodorkan badan ke berbagai koalisi. Meskipun PPP partai kecil, Sandi bakal menarik karena memiliki logistik yang besar. Sehingga bakal menarik bagi koalisi lain jika ia mampu mengapitilisasi kepindahannya ke PPP.
Namun, lanjut Arifki, Sandi harus menjawab keraguan publik terkait kepindahannya ke PPP. Polanya sama dengan kepindahannya ke PAN pada Pilpres 2019 demi rencana duet Prabowo-Sandi. Atau, Sandi punya narasi yang berbeda di Pilpres 2024.
“Jika Sandi ingin dihitung di 2024 tentu ia harus menempel ke figur capres lain. Anies atau Ganjar. Selain ini sebagai upaya menjawab konsistensi kepindahannya berbeda dengan manuver tahun 2019. Ini juga bakal menaikkan daya tawar Sandi di bursa capres dan cawapres 2024,” kata Arifki menambahkan.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024