Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullāha 'alā mā hadākum wa la'allakum tasykurụn
Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Selain Al-Qur’an sebagai pedoman yang begitu penting bagi umat Islam, malaikat yang dipilih sebagai perantara antara Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada nabi yang menerima pun juga istimewa.
“Dari malaikat yang dipilih pun malaikat yang spesial sampai mendapat julukan ruhul amin, pemimpin para malaikat, sayyidul malaikat, yaitu malaikat Jibril ‘Alaihi Salam,” jelas Ustaz Adi.
Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Terangkan Sifat dan Perilaku Umat Yahudi dalam Al-Quran
Belum selesai, keistimewaan yang juga masih melekat dari turunnya Al-Qur’an adalah penerima wahyu dari malaikat Jibril sendiri, yakni Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Salam.
“Rasul yang ditunjuk di bumi untuk menyampaikan risalah Al-Quran pada seluruh manusia tanpa batas sampai dengan berakhir kehidupan ini dan risalah itu masih abadi, yaitu rasul yang sangat istimewa yang dipuji oleh firman Allah di surah Al-Qalam,” ucap Ustaz Adi.