Menu


Apa Itu Targhib? Kenikmatan dan Ganjaran Perbuatan Shalih

Apa Itu Targhib? Kenikmatan dan Ganjaran Perbuatan Shalih

Kredit Foto: Pexels/Thirdman

Konten Jatim, Depok -

Agama Islam selalu mengajarkan umatnya untuk berbuat baik dan menjauhi larangannya. Untuk memastikan kalau para Muslim selalu berada di jalan yang benar, konsep pahala dan dosa diperkenalkan sebagai salah satu “sumber motivasi” untuk berbuat baik.

Mereka yang melakukan perbuatan baik dan mengamalkan amal shalih akan diganjar dengan pahala serta kenikmatan di akhirat. Dan sebaliknya, orang-orang yang melakukan ajaran menyimpang niscaya akan diberikan siksa api neraka.

Istilah untuk menyebutkan kenikmatan dan ganjaran pasca perbuatan baik ini dikenal dengan sebutan targhib. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai apa itu targhib, menyadur jurnal Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama Kebumen pada Kamis (6/4/2023).

Apa Itu Targhib?

Secara etimologis, kata targhib diambil dari kata kerja dalam Bahasa Arab, yakni “raghaba”. Kata “raghaba” sendiri mempunyai arti menyenangi, menyukai dan mencintai. 

Baca Juga: Apa Itu Shalih? Muslim Berakhlak yang Dicintai Allah SWT

Kemudian, kata “raghaba” yang mulanya merupakan kata kerja diubah menjadi menjadi kata benda yakni “targhib”. Kata tersebut mengandung makna sebagai suatu harapan untuk memperoleh kesenangan, kecintaan dan kebahagiaan.

Semua hal yang disebutkan di atas dimunculkan dalam bentuk janji-janji berupa keindahan dan kebahagiaan. Janji-janji tersebut diharapkan dapat merangsang seseorang sehingga timbul harapan dan semangat untuk memperolehnya. 

Dalam kasus Agama Islam, janji-janji yang dimaksud diberikan dalam bentuk pahala dan kepastian untuk masuk surga. Secara psikologis, cara itu seharusnya akan menimbulkan daya tarik yang kuat untuk menggapainya.

Dengan demikian, bisa disimpulkan di sini kalau targhib pada dasarnya merupakan janji yang disertai dengan bujukan dan membuat senang terhadap sesuatu maslahat,kenikmatan atau kesenangan akhirat yang pasti baik serta bersih dari segala kotoran.

Baca Juga: 6 Ciri-Ciri Orang Shalih Menurut Al-Qur’an. Ada yang Merasa?

Janji-janji kesenangan yang dimaksud di atas nantinya diteruskan dengan melakukan amal saleh dan menjauhi kenikmatan sepintas yang mengandung bahaya atau perbuatan yang buruk.

Tampilkan Semua Halaman