"Ya, kalau pun kena (sanksi), tidak berat. Kan, ada level sanksinya. Kami (harapkan) seringan-ringannya. Bagusnya sih nggak sampai kena sanksi, karena transformasi sepakbola ke depan masih sangat besar pekerjaannya," terangnya, di Media Center PSSI, Jakarta, kemarin.
Sebelum terbang ke Swiss, Erick lebih dulu bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono untuk membahas kesiapan infrastruktur stadion di Indonesia.
"Nah, itu penting untuk meng-clear-kan. Kan, seolah-olah kita tidak siap kan? Makanya, Pak Basuki menyampaikan, 31 Maret lalu, seluruhnya sudah (siap infrastruktur) dan FIFA pun ada. Oke semua," ungkap Amali.
Menpora yang baru, Dito Ariotedjo, membenarkan, agenda Erick terbang ke Swiss agar Indonesia tak terkena sanksi dari FIFA.
Apa pun hasil pembicaraan Erick di Swiss, Dito mendukung program yang sudah dicanangkan PSSI. "Saat ini, Ketum PSSI sedang dalam perjalanan menuju FIFA. Jadi, kita akan menunggu hasilnya. Apapun keputusannya, kita akan menunggu," ucapnya.
Ia yakin, di bawah kepemimpinan Erick, transformasi sepakbola Indonesia yang diinginkan FIFA bisa segera terwujud. Terlebih, Erick bukan orang baru di dunia sepakbola. "Kami yakin, di kepemimpinan Pak Erick Thohir, pasti transformasi bola bisa tercapai," imbuh Dito.
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin turut memberikan perhatian pada masalah ini. Dia memastikan, Pemerintah belum berencana membuat event pengganti Piala Dunia U-20. Saat ini, Pemerintah ingin Indonesia tetap berkompetisi dalam event-event yang diselenggarakan FIFA.
Ma'ruf menilai, keterlibatan FIFA dalam membina persepakbolaan Indonesia sangat penting agar sejalan dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Terlebih, FIFA melihat Indonesia memiliki banyak pemain dengan kompetensi cukup baik. "Tinggal bagaimana pembinaan dari sejak dini sehingga nanti menjadi pemain yang andal," pungkasnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO