Bagi Ganjar, hal itu menujukkan bahwa dia siap menjadi risk-taker dan pasang badan atas sikap partainya. Ada pun usaha Prabowo merebut dukungan Jokowi, masih sulit diterima relawan dan pendukung Jokowi.
Kedekatan dengan Jokowi pun, membuat Prabowo banyak kehilangan pendukung yang kini melihatnya sebagai sosok pragmatis. Soal kekecewaan pada Ganjar, itu tidak akan bertahan lama. Ia akan tergantikan isu-isu dan blunder politik capres lain.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Menelepon Wayan Koster Tentang Bali Beach Games, Atlet Israel Ditolak Lagi?
"Kasus Piala Dunia U-20 hanya membuat pemilih pragmatis Ganjar mengafirmasi sikap politiknya," ujar Luhur.
Analis politik Unhas Ali Armunanto menilai apa yang dilakukan Ganjar adalah blunder politik. Meskipun bisa dianggap tidak terlalu fatal. Apalagi, masih ada waktu untuk mempertahankan popularitas.
"Tapi setidaknya itu menjadi soft-therapy bagi Ganjar untuk berhati-hati mengambil keputusan ke depan," kata Ali.
Dengan kondisi ini, justru pilihan Jokowi menjadi makin luas dengan kehadiran Prabowo. Bergabungnya PKB-Gerindra ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), lalu sosok Ganjar yang masih menjadi salah satu pilihan, maka ke depannya lebih pada persoalan bagaimana menemukam titik kompromi.
Apakah akan mengusung Ganjar atau Prabowo. "Atau dalam skenario di luar. Siapa kosong satu antara Ganjar atau Prabowo," katanya.
Justru blunder Ganjar ini lebih mengarah ke PDIP karena banyak muncul analisis bahwa ini upaya PDIP menggagalkan Piala U-20. Terlihat dari gerakan masif yang dilakukan oleh kader PDIP
Bahkan pengakuan terbaru dalam video yang viral, Bambang Pacul menyebut keputusan anggota DPR itu tergantung apa yang dikatakan ketua partai. "Ini juga secara tidak langsung ini merupakan citra PDIP dan akan mempersempit ruang PDIP," ujarnya.
Di sisi lain KIB memberikan ruang alternatif yang lebih luas bagi Ganjar maupun Prabowo. Sehingga, kedepan PDIP akan semakin dilema dan terjepit dalam keputusannya sendiri.
Bahkan dalam skenario terburuknya, bisa jadi PDIP harus bergabung ke KIB juga. Hal itu bisa terjadi karena tidak menentunya calon yang bisa diusung dalam pilpres.
Sementara itu, analis politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Attock Suharto menilai jika menoleh ke belakang bagaimana strategi Megawati dan PDIP menentukan kandidat, maka kemungkinan PDIP akan mengumumkan di detik-detim akhir pencapresan. Bukan di awal seperti sekarang.
"Tentu Mbak Mega akan melihat semua kemungkinan-kemungkinan, termasuk mengevaluasi tren ketokohan Puan dan Ganjar," katanya.
Terkait sikap Ganjar di Piala Dunia U-20 yang berseberangan dengan keinginan Jokowi, menurutnya, bukanlah sesuatu masalah yang berarti. Mungkin di panggung depan Jokowi memperlihatkan "kemarahannya" pada Ganjar, tetapi kita tidak tahu di panggung belakang apa sesungguhnya yang terjadi.
Indikasi Jokowi mendukung Prabowo ketimbang Ganjar, Attock meyakini bahwa itu belum sampai ke panggung tengah Jokowi untuk diputuskan. Pada posisi ini Jokowi mesti harus mengompromikan kepentingan yang lebih besar dari panggung depan (KIB dan KIR) dan panggung belakang (PDIP, Mega, dan Ganjar).
Apakah isu Piala Dunia berpengaruh di Sulsel? Menurut Attock mungkin Sulsel tidak terlalu mempersoalkan sikap Ganjar. "Karena di satu sisi masyarakat Sulsel pasti mendukung kemerdekaan Palestina," katanya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan