Perseteruan antara Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sedang panas-panasnya. Dikabarkan ini menyangkut perseteruan lama sosok yang pernah dinobatkan jadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam waktu bersamaan.
Oleh AHY, Moeldoko dituding ingin melakukan kudeta terhadap dirinya setelah mengajukan Peninjauan Kembali (PK) untuk Partai Demokrat kepada Mahkamah Agung (MA), yang disebutkan sebagai upaya “perebutan” Partai Demokrat usai gagal pada 2021 lalu.
Mengutip Suara.com dan beberapa sumber lain pada Selasa (4/4/2023), berikut profil Moeldoko yang masih terlibat pertikaian panas dengan AHY.
Baca Juga: AHY Curiga Tujuan Moeldoko Rebut Demokrat Demi Jegal Anies
Profil Moeldoko
Moeldoko yang saat ini menjabat jadi KSP, sebelumnya merupakan anggota militer. Moeldoko sendiri adalah pria kelahiran Kediri, 8 Juli 1957. Disebutkan kalau Moeldoko lahir dari latar belakang keluarga yang amat sederhana.
Ayah Moeldoko merupakan seorang petani, sementara sang ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga. Moeldoko sendiri adalah anak terakhir dari 12 bersaudara. Keluarga menjadi alasan kenapa Moeldoko bekerja keras dan berada di posisinya sekarang ini.
Saat masuk akademi militer (Akmil), yang dahulu memiliki nama Akabri, Moeldoko memperoleh penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa dikarenakan statusnya sebagai lulusan dengan predikat terbaik di angkatannya.
Baca Juga: Mengenang Koesni Harningsih, Istri KSP Moeldoko yang Sederhana
Layaknya anggota militer lainnya, karir Moeldoko perlahan naik dengan pasti. Dirinya menjabat di beberapa posisi bawah sebelum akhirnya menjadi Jenderal bintang 4. Berikut beberapa jabatan Moeldoko di militer dari masa ke masa.
- Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad (2010)
- Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura (2010)
- Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi (2010-2011)
- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (2013)
- Panglima TNI (2013-2015)
Setelah pensiun, Moeldoko pada akhirnya turut terjun ke politik layaknya anggota militer lainnya. Moeldoko pernah bergabung dengan Partai Hanura dari 2016 sampai 2018 sebelum akhirnya memilih bergerak melalui jalur independen.
Dan pada 2018 lalu, oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi, Moeldoko resmi diangkat menjadi KSP dan diproyeksi menjabat sampai masa jabatan Jokowi berakhir.
Baca Juga: Ini Respons Partai Demokrat Soal Bebasnya Anas Urbaningrum
Konflik dengan AHY
Ini bukan kali pertama Moeldoko terlibat masalah dengan AHY. Sebelumnya, Moeldoko pernah berselisih dengan AHY lantaran dalam waktu yang cukup berdekatan, keduanya terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Ketika AHY terpilih menjadi Ketua Umum secara aklamasi dalam Kongres V di Jakarta, beberapa kader Partai Demokrat lain justru mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB) di Jakarta yang memunculkan nama Moeldoko sebagai Ketua Umum.
Pada akhirnya, Menko Polhukam Mahfud MD harus turun tangan dan menyatakan kalau AHY lah yang berhak menjabat jadi Ketua Umum Partai Demokrat berdasarkan AD/ART yang diserahkan tahun 2020. Namun, nampaknya usaha Moeldoko untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat belum menyerah pasca keluarnya PK untuk Partai Demokrat ini.
AHY menegaskan kalau mereka akan melawan Moeldoko secara maksimal atas usahanya untuk mengkudeta Partai Demokrat dari dirinya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO