Menu


Isu Peleburan KIB dan KIR, Pengamat: Jika Semua Tunduk ke Jokowi, Capres Dipastikan Prabowo

Isu Peleburan KIB dan KIR, Pengamat: Jika Semua Tunduk ke Jokowi, Capres Dipastikan Prabowo

Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar

Konten Jatim, Jakarta -

Isu peleburan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) mencuat usai adanya pertemuan antara Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan kelima ketua umum (ketum) partai politik (parpol). Jokowi menilai kedua koalisi tersebut cocok.

Kendati menilai cocok, Jokowi tidak terlalu jauh menanggapi potensi meleburnya dua koalisi menjadi satu. Jokowi menyerahkan sepenuhnya bergabungnya KIB dan KKIR atau tidak kepada masing-masing ketua umum.

Direktur Eksekutif Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah memandang sebaliknya. Menurutnya pembentukan koalisi besar justru menunggu andil Jokowi. Apabila Jokowi turut berperan, calon presiden koalisi besar sekaligus dapat dipastikan.

Baca Juga: Jokowi Sinyalkan Dukung Peleburan KIB dan KIR, Potensi 3 Paket Capres Bakal Terjadi

"Koalisi besar mudah sebenarnya, jika semua tunduk pada kepentingan dan arahan Jokowi, maka capres dipastikan Prabowo Subianto," kata Dedi dihubungi Senin (3/4/2023).

Terpilihnya Prabowo menjadi capres erat kaitannya dengan posisi Gerindra di antara partai-partai di KIB dan KKIR. Dedi menuturkan, Gerindra jauh lebih potensial memimpin dibanding KIB, mengingat porsi suara lebih besar di Gerindra, meskipun dari sisi kursi parlemen ada di Golkar.

"Atau, dalam skema optimis karena konsolidasi partai yang cukup kuat, maka Prabowo bisa berpasangan dengan Airlangga Hartarto, ini juga akan menjadi pilihan bijak sebagai pengikat KIB dan KKIR," kata Dedi.

Sementara itu, pandangan KIB dipersiapkan sebagai perahu untuk mencalonkan Ganjar Pranowo pada 2024 akan terbantahkan dengan sendirinya.

Menurut Dedi, koalisi besar terlalu istimewa apabila hanya untuk Ganjar. Lebih dari itu, Jokowi dipandang lebih ingin koalisi besar menjadi kendaraan untuk Prabowo ketimbang untuk kader PDIP tersebut.

"Ganjar akan terlalu istimewa jika didapuk menjadi capres melalui koalisi besar, dan ini bisa menihilkan kekuatan partai, seolah Ganjar menjadi penentu. Padahal, tokoh partai koalisi cukup banyak yang bisa menjadi pilihan," kata Dedi.

Baca Juga: Tanggapi Peleburan KIR dan KIB di Pilpres 2024, PDIP: Tak Menjamin Kemenangan

Terlebih jika melihat kebersamaan Jokowi-Prabowo dalam beberapa kesempatan.

"Bisa saja dukungan Jokowi bisa secara penuh ke Prabowo. Ganjar bisa saja akan kehilangan dua hal, ia belum tentu mendapat keterusungan PDIP, juga potensial ditinggalkan Jokowi," ujar Dedi.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.