Menu


Koalisi Besar Semakin Nyata, KIB dan KIR Akan Bergabung

Koalisi Besar Semakin Nyata, KIB dan KIR Akan Bergabung

Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar

Sementara itu, Presiden Jokowi mengakui bahwa rencana pembentukan koalisi besar merupakan salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan tertutup antara dirinya dan lima ketum parpol tersebut.

"Yang berbicara itu (soal koalisi besar) ketua-ketua partai. Saya bagian mendengarkan saja," kata Jokowi kepada wartawan.

Menurut Jokowi, kelima partai yang tergabung dalam KIB dan KKIR itu memang cocok jika disatukan dalam sebuah koalisi besar. Kendati begitu, Jokowi menyerahkan urusan pembentukan koalisi besar tersebut kepada para ketum parpol.

Baca Juga: Sindir Kelakuan Parpol yang Suka Jual Namanya, Jokowi: Dikit-Dikit Direstui Presiden

"Saya hanya bilang cocok. Terserah kepada ketua-ketua partai atau gabungan ketua partai. Untuk kebaikan negara, untuk kebaikan bangsa, untuk rakyat, hal yang berkaitan bisa dimusyawarahkan, itu akan lebih baik," ujar Jokowi yang merupakan politisi PDIP itu.

Ketum Golkar Airlangga Hartarto memang sudah berulang kali menyinggung rencana pembentukan koalisi besar ini. Pada awal Februari lalu, Airlangga menyebut pembentukan koalisi besar itu "kita tunggu tanggal mainnya".

Pertemuan tertutup antara Jokowi dan lima ketum parpol hari ini merupakan rangkaian dari acara bertajuk 'Silaturahmi Ramadan Bersama Presiden RI' yang digelar DPP PAN. Terdapat dua ketum partai koalisi Pemerintah yang tidak hadir.

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak hadir karena sedang berada di Jepang. Sedangkan alasan ketidakhadiran Ketum Nasdem Surya Paloh masih simpang siur.

Baca Juga: Rumitnya Persoalan Piala Dunia U-20, Jokowi: Dua Minggu Ini Pusing Betul Ngurus Bola

Ketum PAN Zulkifli Hasan menyebut Paloh tak hadir karena sedang berada di luar negeri. Sedangkan Waketum PAN Yandri Susanto menyebut Paloh memang sengaja tak diundang. Pihaknya hanya mengundang ketum parpol yang direstui Jokowi.

Isu Nasdem bakal ditendang dari koalisi Jokowi sempat berembus dalam beberapa waktu terakhir. Musababnya, Nasdem dianggap tak sejalan lagi dengan Jokowi karena mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden Pilpres 2024. Anies dianggap sebagai sosok antitesis Jokowi.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.