Menu


PDIP Tak Hadir dalam Silaturahmi Jokowi-Ketum Parpol, M Qodari Kaitkan Batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia

PDIP Tak Hadir dalam Silaturahmi Jokowi-Ketum Parpol, M Qodari Kaitkan Batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia

Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A

Konten Jatim, Jakarta -

Petinggi PDI Perjuangan (PDIP) tak hadir di silaturahmi antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan ketua umum (ketum) partai politik (parpol) di DPP PAN, Jakarta Selatan, Minggu (2/4).

Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengatakan, analisisnya soal gagalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia menjadi game changer atau pengubah peta politik pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, mulai terbukti.

Qodari menduga absennya PDIP pada acara tersebut mengindikasikan keretakan hubungan antara Megawati maupun elite PDIP yang dilandasi oleh perbedaan sikap mengenai Piala Dunia U-20.

Baca Juga: PDIP dan Nasdem Tak Hadir Dalam Acara Silaturahmi Ramadhan Bersama Jokowi, Koalisi Pemerintah Baik-Baik Saja?

"Menurut saya inilah salah satu pertanda dari statement saya sebelumnya bahwa batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia dapat menjadi game changer atau variabel untuk mengubah konstelasi politik di Indonesia," ujar Qodari dalam keterangannya, Minggu (2/4/2023).

Dikatakan Qodari, meskipun PDIP memberikan alasan ketidakhadirannya, tetapi atmosfer memanasnya hubungan antara Presiden Jokowi dan PDI Perjuangan itu sangat terasa. Sehingga Qodari menilai ada pergeseran konstelasi yang berpotensi memunculkan tiga poros pada Pilpres 2024 mendatang.

"PDI perjuangan memang mengatakan bahwa mereka tidak hadir karena suratnya ditujukan kepada Ibu Mega dan mereka tidak dapat hadir, lalu ketidakhadiran itu tetap bisa diinterpretasikan bahwa ya ini potensi akan ada tiga blok ke depan," ucap Qodari.

"Blok perubahan, blok PDI Perjuangan dan blok Kabinet Indonesia Bersatu," sambungnya.

Lanjut Qodari, munculnya poros Kabinet Indonesia Bersatu sebagai wujud komitmen dukungan dari para ketum parpol yang menjabat sebagai menteri dalam konteks kandidat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang direstui oleh Presiden Jokowi.

"Semacam kebulatan tekad ya, dari Pak Zulkifli Hasan dan itu bisa mengindikasikan bahwa sekali lagi bisa terjadi perubahan konstelasi pada hari ini terutama dalam konteks pencalonan calon presiden 2024," tukas Qodari.

Baca Juga: Surya Paloh Tak Hadir Dalam Acara Silaturahmi Ramadan, PAN: Atas Kehendak Pak Jokowi

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan berharap lima ketua umum partai mendukung pilihan Presiden Joko Widodo. Kelima ketum parpol berasal dari ketum PAN, Golkar, Gerindra, PKB, dan PPP.

"Insya Allah semakin solid, kompak, satu hati, satu pemikiran, insyaallah satu pilihan di bawah komando Bapak Presiden," kata Zulhas.

Tetapi, Zulhas tak menjelaskan apa maksud dari 'satu pilihan di bawah komando Jokowi'. Namun, ia banyak bicara mengenai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 di kesempatan itu.

Selain itu, Zulhas juga menyanjung peningkatan elektabilitas Prabowo dalam beberapa waktu belakangan. Zulhas menilai hal itu terjadi karena Prabowo sering mendampingi Jokowi dalam kunjungan kerja.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Fajar.