Menu


Pertumbuhan Populasi Manusia Bakal Berhenti Pada 2100, Kok Bisa?

Pertumbuhan Populasi Manusia Bakal Berhenti Pada 2100, Kok Bisa?

Kredit Foto: Unsplash/Jacek Dylag

The Club of Rome memprediksi, jika tren saat ini berlanjut, populasi dunia yang saat ini berjumlah 7,96 miliar akan memuncak pada 8,6 miliar pada pertengahan abad ini. Kemudian menurun hampir 2 miliar sebelum akhir abad ini.

Para peneliti adalah anggota kolektif Earth4All, yang terdiri dari ilmuwan lingkungan dan ekonom. Mereka menerbitkan temuannya pada 27 Maret 2023 dalam sebuah dokumen kerja.

Baca Juga: Anis: Indonesia Harus Menjadi Pembawa Damai bagi Manusia 

"Kami tahu perkembangan ekonomi yang pesat di negara-negara berpenghasilan rendah berdampak besar pada tingkat kesuburan," kata Per Espen Stoknes, direktur Pusat Keberlanjutan di Sekolah Bisnis Norwegia dan pimpinan proyek Earth4All. "Tingkat kesuburan turun karena anak perempuan mendapatkan akses ke pendidikan dan perempuan diberdayakan secara ekonomi dan memiliki akses ke perawatan kesehatan yang lebih baik."

Model penelitian Earth4All sedikit lebih kompleks, mengintegrasikan variabel yang terkait dengan lingkungan dan ekonomi. Ini termasuk kelimpahan energi, ketimpangan, produksi pangan, tingkat pendapatan, dan dampak pemanasan global di masa depan.

Model ini memprediksi dua hasil yang mungkin terjadi pada populasi manusia di masa depan. Kasus pertama, bisnis berjalan seperti biasa, di mana pemerintah melanjutkan lintasan kelambanan mereka saat ini, menciptakan komunitas yang rapuh secara ekologis, yang rentan terhadap keruntuhan regional. Ini akan menyebabkan populasi meningkat menjadi 9 miliar orang pada tahun 2050 dan menurun menjadi 7,3 miliar pada tahun 2100.

Skenario kedua yang lebih optimis, di mana pemerintah berinvestasi dalam pendidikan, kesetaraan yang lebih baik, dan transisi hijau. Ini akan menghasilkan 8,5 miliar orang di planet ini pada titik tengah abad ini dan 6 miliar pada tahun 2100.

Tim peneliti juga menyelidiki hubungan antara ukuran populasi dan kemampuan planet Bumi mempertahankan populasi manusia. Mereka menemukan bahwa, bertentangan dengan narasi populer Malthus, ukuran populasi bukanlah faktor kunci yang mendorong perubahan iklim. Sebaliknya, mereka menyalahkan tingginya tingkat konsumsi orang-orang terkaya di dunia, yang menurut mereka harus dikurangi.

Baca Juga: Awal Sastra Jawa, Bagaimana Isi Bagian Depan Prasasti Sukabumi?

“Masalah utama umat manusia adalah konsumsi karbon dan biosfer yang mewah, bukan populasi,” kata Jorgen Randers, salah satu pemodel di Sekolah Bisnis Norwegia dan anggota Earth4All. Menurut dia, tempat-tempat di mana populasi meningkat cepat memiliki jejak lingkungan yang sangat kecil per orang dibandingkan dengan tempat-tempat yang mencapai puncak populasi beberapa dekade yang lalu. Sumber: Live Science

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.