Fase latihan
Mengingat tugasnya yang cukup berbahaya, pelatihan saat membentuk prajurit ini juga begitu berat dan menantang. Sebagai pasukan elit, mereka tentunya harus punya keahlian khusus. Berikut fase latihan prajurit Kopaska:
- Fase pertama
Pelatihan selama 1,5 bulan. Nantinya para siswa, baik perwira, bintara, dan tamtama akan dilatih secara keras. Tenaga dan pikiran akan terkuras selama 1,5 bulan pertama masa pendidikan.
Baca Juga: Rumus Pergantian Panglima TNI, Bisa Dibaca Melalui Pola Ini
Para prajurit juga bakal melakukan berbagai macam kegiatan, seperti renang pada malam hari, senam perahu karet, hingga dayung. Bahkan, jatah tidur para siswa hanya 10 menit yang kemudian akan dilanjut dengan push up, halang rintang, pull up, dan olahraga berat lainnya.
Selain latihan fisik, otak dan pikiran pun diuji. Biasanya, para siswa akan mendapat ujian lisan materi yang berfungsi melatih otak prajurit agar mampu berpikir 10 kali lipat dalam keadaan terdesak, dalam tekanan fisik dan mental, tetapi tetap sadar dan tidak gegabah mengambil keputusan.
- Fase kedua
Fase latihan kedua dilakukan selama 2,5 bulan ditambah satu bulan. Nantinya, para siswa akan mendapatkan pembinaan di kelas, plus satu bulan praktik. Teori yang diajarkan adalah pengintaian pantai, demosili, dan sabotase.
Selain pembinaan kelas, calon prajurit tetap mendapatkan pendidikan komando, seperti perang jarak dekat, membaca peta, bertahan di dalam hutan, intelijen tempur, serta bela diri tangan kosong.
Baca Juga: Pemilu 2024 Semakin Dekat, Jokowi Ingatkan TNI-Polri agar Tak Berpolitik Praktis
Tentunya, fase ini adalah mewajibkan prajurit untuk lari dan berenang baik di kolam maupun di laut.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO