Sanad merupakan silsilah yang menyampaikan kepada matan atau inti hadits. Ini merupakan hal penting dalam dunia Islam, dalam menjaga validitas informasi yang disampaikan.
Sanad ‘mengabadikan’ jalan informasi yang disampaikan dari guru ke murid, dari masa Rasulullah hingga guru kita, atau dari penulis kitab hingga pembelajar kitab.
Hal ini sebagaimana disebutkan Dr. Mahmud Thahan dalam kitabnya ‘Taysir Musthalah al-Hadits’, sebuah kabar tak bisa diterima kebenarannya sebelum diketahui ketersambungan sanadnya terlebih dahulu.
Baca Juga: Apa Itu Sanad? Silsilah Asal Hadits dan Sejarahnya
Ia juga menyebutkan definisi sanad secara bahasa dan istilah:
Artinya, "Sanad secara bahasa adalah al-mu’tamad (tempat bersandar atau bergantung), dinamakan demikian sebab hadits disandarkan kepada sanad atau bergantung kepadanya.
“Secara istilah, sanad adalah silsilah para perawi yang menyambung hingga ke matan," (Dr Mahmud Thahhan, Taysir Musthalah al-Hadits, [Maktabah al-Ma’arif, cetakan ke-10: 2004], halaman 19).
Sanad juga merupakan kekhususan umat Nabi Muhammad SAW yang tak dimiliki umat sebelumnya. Tanpa sanad, kualitas dan otentisitas keilmuan dalam Islam tak bisa dijamin keabsahannya.
Menurut laman Islam NU, fungsi sanad tak seketat kajian-kajian sebelumnya usai selesainya masa tadwin (kodifikasi) dan tasnif (penyusunan kitab). Saat ini, sanad dipakai untuk menjaga orisinalitas suatu ilmu, pemahaman, dan validitas suatu kitab seorang guru kepada pengarang.
Baca Juga: Apa Itu Matan? ‘Inti’ Hadits yang Terus Diriwayatkan
Adapun sanad pada masa ini bisa dikategorikan menjadi 3 macam, yakni Sanad Riwayah atau Ijazah, Sanad Fikrah, dan Sanad Tarbiyah dan Suluk.
Soal kategori pertama, sanad ialah berupa ijazah dari seorang guru kepada muridnya, suatu kitab atau ilmu sebagaimana diperoleh dari guru sebelumnya. Sanad ini sangat penting untuk menghindari keterputusan sanad secara tersembunyi.
Selain itu, sanad ini juga kerap digunakan dalam tabarrukan (memperoleh keberkahan) dan menjaga ketersambungan riwayat ulama kontemporer dan tokoh ulama di masa lalu.
Baca Juga: Perbedaan Matan dengan Sanad dan Rawi dalam Ilmu Hadits
Ulama yang menggunakan sanad ini umumnya berasal dari kalangan ahli qira’at, hadits, dan musnid (kompilator sanad) dengan suatu shigat atau kalimat dari guru kepada murid.
Kedua ialah Sanad Fikrah atau sanad pemikiran yang diaplikasikan dengan talaqqi atau belajar langsung, baik secara formal seperti sekolah, kampus, atau pesantren, maupun informal seperti seminar, pengajian, atau kursus.
Sanad fikrah juga bisa dilakukan secara otodidak, tetapi fikrah yang didapat lewat talaqqi lebih kuat dan mantap.
Ada pula jenis sanad terakhir, Sanad Tarbiyah atau disebut juga suhbah, yakni interaksi langsung antara murid dan gurunya sehingga mewarisi kualitas spiritualnya. Sanad ini bisa dijumpai pada ahli kalbu seperti ahli tarekat atau pesantren tradisional.
Baca Juga: Sederet Contoh Dalil Naqli dalam Al-Qur’an dan Hadits
Sanad ini disebut lebih baik dari kategori sebelumnya karena seseorang bisa mengubah akhlaknya sebagaimana akhlak Nabi dan para sahabat.