Tokoh negara Djafar Badjeber berbicara tentang kontroversi seputar penyelenggaraan Piala Dunia U20. Ia menyayangkan situasi pertandingan sepak bola U-20 yang digeser menjadi ranah agama, politik, dan rasisme.
Djafar mengatakan, pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah pertadingan Piala Dunia U-20 oleh FIFA, didasarkan pada kajian mendalam dan holistik. Menurut dia, hal tersebut sekaligus menjadi ujian bagi Indonesia, apakah layak mendapat kepercayaan berskala Internasional dari asosiasi atau lembaga berkelas dunia.
Baca Juga: Piala Dunia U-20 Diduga Batal Digelar di Indonesia, Pengamat: Karena Kepentingan Politik
"Ini sebuah trust dunia. Sayangnya, situasi sepak bola U-20 ini digiring ke soal agama, politik, dan rasisialisme," sesal Djafar melalui keterangan tertulisnya, kemarin.
Lebih lanjut, ia mengatakan, dirinya salut dan bangga kepada para tokoh bangsa Indonesia, yang konsisten dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina. Hal itu sesuai dengan Konstitusi Negara Republik Indonesia, yaitu Pembukaan UUD 1945.
"Indonesia merupakan sahabat yang baik bagi Palestina. Tapi, sebagai sahabat yang baik, bukan berarti Indonesia tidak boleh memilih jalan lain, apa lagi hanya soal Sepak Bola," ulas dia.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO