Ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah sesuatu yang wajib dilakukan bagi umat Muslim. Namun, ada beberapa pengecualian khusus bagi sejumlah kalangan untuk tidak melaksanakan puasa, seperti untuk ibu hamil misalnya.
Bagi ibu hamil, ibadah puasa diwajibkan dengan catatan memang tidak membahayakan dan mengganggu kesehatan diri sendiri maupun janin yang dikandung. Namun, jika ada potensi yang membahayakan tubuh dan bayi dalam kandungan, puasa bisa diharamkan hukumnya bagi mereka.
Dengan demikian, amat penting bagi mereka untuk berkonsultasi terhadap dokter terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menjalankan puasa. Ini dilakukan agar mereka tidak mengalami masalah kesehatan ketika melakukan ibadah ini.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh Republika kepada dokter spesialis kebidanan dan kandungan Bamed, dr Muhammad Fadli SpOG, disadur pada Jumat (24/3/2023), ada beberapa manfaat dan risiko puasa untuk ibu hamil yang perlu diperhatikan secara seksama. Berikut pemaparannya.
Baca Juga: Hukum Berpuasa bagi Ibu Hamil: Wajib Tapi Dengan Catatan
Manfaat dan Risiko Puasa bagi Ibu Hamil
Puasa Tidak Memberi Dampak Buruk
Disebutkan dalam beberapa jurnal ilmiah yang dipublikasikan untuk skala internasional, puasa sebenarnya tidak memberi dampak buruk bagi tubuh ibu hamil. Malah, puasa atau tidak puasa tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kondisi ibu hamil.
Namun, akan ada dampak yang bisa terjadi jika ibu hamil berpuasa dalam trimester atau usia kandungan yang tidak tepat. Misalnya, jika berpuasa di trimester pertama maka ibu hamil berpotensi mengalami rasa tidak nyaman, mual atau bahkan muntah. Ini dikabarkan berpotensi menurunkan berat badan bayi ketika lahir.
Potensi penurunan berat badan bayi saat lahir akibat puasa masih diperdebatkan dan diteliti lebih lanjut. Ini dikarenakan ada penelitian lain yang menunjukan kalau ibu hamil yang berpuasa tidak akan melahirkan bayi dengan berat badan di bawah normal.
Lebih lanjut, ibu hamil yang berpuasa di trimester ketiga disebutkan juga akan mengurangi risiko terjadinya diabetes gestasional. Diabetes gestasional sendiri merupakan jenis diabetes yang terjadi pada masa kehamilan. Ini tentunya merupakan kabar baik bagi ibu hamil.
Baca Juga: Apa Itu Puasa Ramadhan? Berikut Sejarah, Hikmah dan Manfaat
Dan sebagai penutup, mitos kalau bayi akan lahir prematur dan berat plasenta akan lebih kecil bila ibu hamil berpuasa bisa dikatakan tidak benar, karena tidak banyak penelitian yang mengungkapkan hal tersebut.
Pentingnya Jaga Asupan
Jadi, bisa disimpulkan kalau ibu hamil sebenarnya tidak memiliki masalah untuk puasa. Namun, yang perlu diperhatikan di sini adalah kemampuan mereka menjaga asupan nutrisi ketika berpuasa. Makanan dan minuman ketika sahur maupun berbuka wajib diperhatikan.
Disarankan bagi ibu hamil yang ingin berpuasa untuk memperbanyak konsumsi karbohidrat kompleks seperti kentang, pisang, oatmeal dan nasi merah, menghindari konsumsi kafein macam kopi atau cokelat, tidak mengkonsumsi makanan manis berlebih dan mengelola stres.
Baca Juga: Bosan Buka Puasa Itu-Itu Saja? Simak 5 Ide Takjil Bulan Ramadhan Ini!
Wajib juga untuk menjaga asupan cairan tubuh sebanyak 2,5 liter per hari. Kekurangan asupan cairan bisa berdampak pada volume cairan ketuban dan risiko kontraksi.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO