Ustad Sholeh Mahmoed Nasution atau yang akrab disapa Ustad Solmed menyebut ziarah kubur merupakan bagian dari sunah. Pernyataan ini berdasarkan satu hadis dari Nabi Muhammad SAW.
"Kita melihat ada satu hadis dari Nabi SAW. Kata nabi, 'Aku pernah melarang orang berziarah kubur tapi sekarang berziarah lah'. Bahkan nabi setiap tahun itu ziarah ke Jabal Uhud dengan para syuhada yang wafat di medan uhud," kata Ustad Solmed dalam tayangan 'Apa Kabar Indonesia Pagi'.
Baca Juga: Penjelasan UAS Tentang Ziarah Kubur Jelang Ramadan, Datangkan Hikmat dan Sambung Silaturahim
"Artinya, ziarah kubur itu bagian dari sunnah. Kemudian menjadikan itu sebagai tradisi, berarti kan tradisi yang berlandaskan sunah," tegasnya.
Mengenai tradisi nyekar sebelum bulan puasa, Ustad Solmed juga memperbolehkan hal tersebut. Dia menilai momentum itu penting karena dijadikan sebagai pengingat atau motivasi.
"Ziarah di bulan Syawal boleh, Rajab boleh, Romadhan boleh, kapan aja boleh. Lahtas, kenapa Ramadhan dijadikan rame-rame orang berziarah akbar? kadang-kadang sesuatu itu ada momentum sebagai pengingat, sebagai motivasi, sebagai pendorong," ungkapnya.
"Merayakan hari kemerdekaan Indonesia tiap hari boleh, kita bersyukur atas kemerdekaan. Tapi kan ada momentum yang mengingatkan perjuangan. Pada 17 Agustus misalnya," terang dia.
Baca Juga: Hukum Ziarah Kubur Menurut Ustadz Adi Hidayat
Menurut Ustad Solmed, tradisi nyekar bisa mengingatkan orang-orang untuk mengunjungi makam orang tua mereka lalu mendoakannya agar selamat di alam kubur.
"Momentum itu menjadi pengingat bahwa ada orang tua yang jasanya besar, ada guru-guru yang kebaikannya juga luas. Sudah kau kunjungi belum? sudah kau doakan belum? Momentum itu kadang perlu dan penting di dalam kehidupan."