Eks Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Rizal Ramli (RR) menyebut bahwa rakyat 'digebuki' dua kali di rezim pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) ini.
Dirinya menyebut seperti itu, lantaran menurutnya, pertama, rakyat dihadapkan dengan kelangkaan bahan pokok dan naiknya harga-harga kebutuhan tersebut.
Serta yang kedua, pemerintah menaikkan harga dan tarif-tarif seperti listrik, harga bahan bakar minyak (BBM), serta tarif Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan Sosial (BPJS).
Baca Juga: Menurut Rizal Ramli, Rencana Jahat Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Didukung Survei Abal-abal
"Rakyat hari ini digebukin dua kali. Satu langkanya barang-barang seperti minyak goreng, harganya naik semua minyak goreng kedelai, ayam, daging," ujarnya dari kanal YouTube Refly Harun, dikutip Konten Jatim pada Senin (20/3/2023).
"Dan yang kedua digebukin lagi dengan kenaikan harga atau tarif yang dilakukan pemerintah. BBM udah dinaikin bakal dinaikin lagi, gas melon yang kecil dihapusin, yang gede udah dinaikin harganya, listrik udah dinaikin tarifnya, tarif BPJS sudah dinaikin," sambung RR.
Menurut pakar ekonomi tersebut, dengan berbagai kebijakan yang tak pro rakyat tersebut, maka bergulirnya wacana perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tak masuk akal.
"Jadi rakyat itu digebuk dari dua sisi, kelangkaan barang, kenaikan harga, digebuk pula dengan kebijakan yang enggak pro rakyat," ucap Rizal Ramli.
"Ini pemerintah yang bikin susah, kok bisa minta perpanjangan (masa jabatan presiden), nggak tahu diri amat sih," sambungnya.
Rizal Ramli lantas memperingatkan Jokowi untuk mendengar arahan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang menegaskan menolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu 2024.
"Harusnya kan dia dengar ketua umum partai yang mencalonkan dia yaitu Mbak Mega, harusnya manut dong, ikut garis ketua umum PDIP," ungkapnya.
Dirinya memperingatkan Jokowi bahwa orang nomor 1 itu bukanlah Soeharto atau Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang punya basis massa yang kuat. Maka dari itu, lebih baik Jokowi tak bermain-main soal wacana perpanjangan masa jabatan presiden.
"Mohon maaf Pak Jokowi, saya kenal baik Mas Jokowi, Anda itu nggak kuat-kuat amat, Anda itu bukan Pak Harto, bukan Gus Dur yang punya massa yang kuat, bukan Mbak Mega, jadi sing eling (ingat), jangan kelewatan, enough is enough. Toh orang di sekitar Mas Jokowi juga wis wareg (sudah kenyang) semua. Jadi sing eling lah," paparnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO