Pakar hukum tata negara Refly Harun menyoroti gerak-gerik politik Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan PDI Perjuangan (PDIP). Pasalnya, makin hari, keduanya nyaris memiliki pola pencalonan yang senada.
KIB dan PDIP diprediksi Refly bakal menjadi representasi bagi istana sebagai penerus bagi Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Kini, KIB diwakili oleh Partai Amanat Nasional (PAN) tegas menyatakan dukungan terhadap Ganjar Pranowo sebagai Capres.
Baca Juga: Kritisi Fokus DPR ke Bansos, Fahri Hamzah: Makan Gaji Buta Itu Enggak Benar!
Namun di samping itu, menurut Refly, istana masih memiliki skenario lain dan tak mau rugi di Pemilu mendatang.
Sehingga, jika kesempatan kemenangan itu tak bisa diraih dari Ganjar Pranowo, setidaknya masih ada Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar yang masih bisa dijadikan sebagai kaki tangan istana.
“Jadi digunakan partainya sebagai sepeda, dan PDIP posisi tawarnya di Puan Maharani. Jadi dua duanya PDIP akhirnya kan, melawan Prabowo sama Muhaimin atau Khofifah sebagai cadangan melawan Anies,” jelasnya.
Hal itu karena, istana hingga saat ini tak pernah berani bermain dengan satu kaki. Sehingga mereka akan membentuk cadangan lainnya supaya bisa mengalahkan partai oposisi.
Baca Juga: NU Dukung AHY Jadi Cawapres Anies Baswedan
“Nanti kita lihat bagaimana skenarionya, tapi yang jelas sampai saat ini istana tidak berani bermain satu kaki, jadi sekarang masih bermain denan dua kaki, yaitu kaki Prabowo dan kaki Ganjar,” ujar Refly.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan