Praktisi pengobatan herbal, dr. Zaidul Akbar menyebut bahwa penyakit emosi jauh lebih berbahaya dibandingkan penyakit fisik.
Sebab menurut dia, racun emosi yang terpendam bisa memicu berbagai penyakit fisik yang berbahaya dan kronis.
Dalam penjelasannya, dr. Zaidul menuturkan bahwa contoh penyakit emosi adalah adanya rasa curiga berlebihan kepada orang lain, sering marah, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Ingin Dilancarkan Urusan? dr. Zaidul Akbar Sarankan Baca Dzikir Ini
Menurut penulis buku Jurus Sehat Rasulullah itu, emosi yang tak dikelola dengan baik bakal menciptakan racun emosi dalam tubuh yang berbahaya.
"Penyakit yang jauh harus lebih kita khawatirkan bukanlah penyakit yang hubungannya dengan fisik, tapi penyakit yang hubungannya dengan emosi," ujarnya dari kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official, dikutip Konten Jatim pada Sabtu (18/3/2023).
"Penyakit-penyakit besar, berat, kompleks, bahkan penyakit kronik degeneratif itu tidak lepas dari masalah-masalah emosi yang terbendung dalam diri seseorang," ucapnya.
dr. Zaidul memberikan contoh, bahwa rasa curiga berlebih bisa berdampak pada kesehatan organ jantung.
"Dalam pengamatan saya, orang-orang yang curiga itu, akan ada konsekuensi ke organ dalam tubuhnya, salah satunya adalah jantung. Jantung yang akan bermasalah, kecurigaan atau mungkin tidakpercayaan," ucap alumnus Universitas Diponegoro itu.
"Misalkan curiga dengan suami mungkin atau gak percayaan, tinggal tunggu waktunya jantungnya akan bermasalah," tambahnya.
Untuk mengatasi racun emosi yang menumpuk, dr. Zaidul memberikan tipsnya. Ia menyarankan untuk menyalurkan emosi yang menumpuk tersebut dengan berkomunikasi dengan orang lain, atau minta bantuan pada ahlinya seperti psikolog.
Baca Juga: Hati-hati dengan Rasa Curiga, dr. Zaidul Sebut Kecurigaan Bisa Berdampak ke Organ Jantung
"Solusi (untuk menyalurkan emosi) ya ngobrol, diskusi, bertanya pada ahlinya, sehingga itu (tidak) menjadi beban untuk tubuhnya," terangnya.
Tak hanya itu, dr. Zaidul juga mengingatkan bahwa manusia masih memiliki Allah SWT sebagai tempat bergantung, berlindung, dan berserah.
"Maka kita punya Allah, Allah tempat kita bergantung Allah tempat kita memohon, Allah tempat kita berdoa, Allah tempat kita menyerahkan semua urusan kita," bebernya.