Ledre, makanan khas Bojonegoro yang manis-gurih diakui dan tercatat sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB). Makanan ini lahir di tangan orang Tionghoa di Bojonegoro.
Kuliner ledre sendiri merupakan camilan berbahan baku pisang raja, tepung terigu, gula, dan tepung beras. Panjang makanan ringan ini sekitar 20 cm dan rasanya khas pisang. Bentuknya pun unik karena digulung serupa dengan semprong.
Baca Juga: Ledre, Camilan Khas Bojonegoro dengan Bentuk Unik
Bentuk dan teksturnya membuat ledre termasuk dalam kategori kue kering yang teksturnya lembut. Konon, ledre dulunya dinamakan kue semprong. Namun, ini tak berlaku di Bojonegoro yang menyebut camilan ini sebagai ledre sejak kali pertama.
Nama ledre berasal dari kata diedre-edre (dibuat pipih melebar) menurut laman Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Adonan dipanaskan dengan bahan bakar arang.
Baca Juga: Kuliner Sompil Khas Tulungagung, Lebih Lembut dari Lontong dan Rasa Pedas Nikmat
Pertama kali, ledre lahir di kawasan Pecinan Padangan. Mayoritas, kawasan ini dihuni masyarakat Tionghoa dan berbatasan langsung dengan sungai Bengawan Solo. Adapun, Mak Min Tjie merupakan generasi pertama pembuat ledre.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO