Pengamat politik dan ahli hukum tata negara, Refly Harun meyakini bahwa pertemuan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh adalah terkait reshuffle dan pencapresan Anies Baswedan.
Pasalnya, menurutnya, Paloh bukanlah menteri di Kabinet Indonesia Maju, dan bukan pula pengambil kebijakan di Istana, maka dari itu pertemuannya dengan Luhut berkaitan dengan dua hal yang disebutkan tadi.
"Surya Paloh bukan seorang menteri, bukan seorang pengambil kebijakan di Istana, jadi dua saja yang dibicarakan: kalau gak Anies Baswedan, soal reshuffle. Dan dua-duanya terkait, sebagai trade-off atau tukar guling," ujarnya dalam kanal YouTube Refly Harun, dikutip Konten Jatim pada Kamis (16/3/2023).
Diketahui ini adalah pertemuan ketiga Paloh dengan Luhut.
Refly menilai, bahwa NasDem menjadi satu-satunya partai di Koalisi Perubahan yang masih bisa dibujuk dan diganggu untuk bisa menjegal pencapresan Anies.
Hal ini lantaran, dua partai lainnya yakni PKS dan Demokrat adalah partai oposisi pemerintah, jadi keduanya tak bisa dilobi oleh Istana.
"NasDem adalah satu-satunya partai yang masih 'mungkin dilobi' oleh kekuasaan Istana agar meninggalkan Anies Baswedan," kata Refly.
"Membujuk atau menyandera PKS sepertinya gak bisa, Demokrat sepertinya juga gak bisa karena kebetulan partai ini adalah partai di luar pemerintahan sehingga boroknya nggak ada, atau kalaupun ada ya ketinggalan zaman lalu, dan kalau dibuka kembali itu kelihatan aneh betul," lanjut alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Partai besutan Surya Paloh itu, lanjut Refly, punya borok yang bisa dikapitalisasi sehingga bisa membuat mereka tersandera.
Baca Juga: Luhut Temui Paloh, Pengamat: Diutus Jokowi buat Bicara Posisi NasDem
"NasDem tentu ada boroknya yang bisa dikapitalisasi yang bisa membuat partai ini tersandera," terangnya.
Sikap NasDem tentu menjadi pertaruhan, sebab jika mereka mundur dari pencapresan Anies, maka eks Gubernur DKI itu dipastikan gagal maju di Pilpres 2024, sebab PKS dan Demokrat tak cukup suara jika hanya mengusungnya berdua.
"Kalau seandainya NasDem gentar dengan kerekatan Luhut Pandjaitan ini, maka Anies tidak bisa dicalonkan sebagai presiden, karena partai-partai lain sudah di bawah ketiak kekuasaan semua," bebernya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO