Menu


Pertemuan Luhut-Surya Paloh Dinilai untuk 'Tukar Guling' Istana dan NasDem: Tinggalkan Anies atau Kena Reshuffle

Pertemuan Luhut-Surya Paloh Dinilai untuk 'Tukar Guling' Istana dan NasDem: Tinggalkan Anies atau Kena Reshuffle

Kredit Foto: Instagram/Peter Gontha

Konten Jatim, Jakarta -

Pertemuan makan siang antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dinilai sebagai tukar guling antara Istana dengan NasDem.

Tukar guling dalam artian, Istana memberikan opsi buat NasDem, yakni pilih tinggalkan Anies Baswedan dari pencapresan atau menterinya terkena reshuffle kabinet.

Hal ini berdasarkan analisis dari pengamat politik dan ahli hukum tata negara, Refly Harun.

Baca Juga: Rocky Gerung Analisis Pertemuan Luhut-Surya Paloh: Negosiasi Antara Meneruskan Anies atau Kasus Johnny Plate

"(Terkait pertemuan dengan Luhut) Surya Paloh bukan seorang menteri, bukan seorang pengambil kebijakan di Istana, jadi dua saja yang dibicarakan: kalau gak Anies Baswedan, soal reshuffle. Dan dua-duanya terkait, sebagai trade-off atau tukar guling," ujarnya dalam kanal YouTube Refly Harun, dikutip Konten Jatim pada Kamis (16/3/2023).

Refly menganalisis, bahwa NasDem menjadi satu-satunya partai di Koalisi Perubahan yang masih bisa dibujuk dan diganggu untuk bisa menjegal pencapresan Anies.

Hal ini lantaran, dua partai lainnya yakni PKS dan Demokrat adalah partai oposisi pemerintah, jadi keduanya tak bisa dilobi oleh Istana.

"NasDem adalah satu-satunya partai yang masih 'mungkin dilobi' oleh kekuasaan Istana agar meninggalkan Anies Baswedan," kata Refly.

"Membujuk atau menyandera PKS sepertinya gak bisa, Demokrat sepertinya juga gak bisa karena kebetulan partai ini adalah partai di luar pemerintahan sehingga boroknya nggak ada, atau kalaupun ada ya ketinggalan zaman lalu, dan kalau dibuka kembali itu kelihatan aneh betul," lanjut alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Baca Juga: Luhut Temui Paloh, Pengamat: Diutus Jokowi buat Bicara Posisi NasDem

Partai besutan Surya Paloh itu, lanjut Refly, punya borok yang bisa dikapitalisasi sehingga bisa membuat mereka tersandera.

"NasDem tentu ada boroknya yang bisa dikapitalisasi yang bisa membuat partai ini tersandera," terangnya.

Sikap NasDem tentu menjadi pertaruhan, sebab jika mereka mundur dari pencapresan Anies, maka eks Gubernur DKI itu dipastikan gagal maju di Pilpres 2024, sebab PKS dan Demokrat tak cukup suara jika hanya mengusungnya berdua.

"Kalau seandainya NasDem gentar dengan kerekatan Luhut Pandjaitan ini, maka Anies tidak bisa dicalonkan sebagai presiden, karena partai-partai lain sudah di bawah ketiak kekuasaan semua," ungkapnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024



Berita Terkait