Menu


Apa Itu Syahwat? Hawa Nafsu Manusia yang Mesti Dijinakkan

Apa Itu Syahwat? Hawa Nafsu Manusia yang Mesti Dijinakkan

Kredit Foto: Unsplash/Joey Nicotra

Mengendalikan syahwat dengan akal sehat dan hati yang bersih akan membuatnya berfungsi sebagai penggerak tingkah laku atau motif dan menyuburkan motivasi kepada keutamaan hidup.

Jika tidak demikian, syahwat punya tabiat menuntut pemuasan seketika tanpa peduli dampak bagi diri sendiri maupun orang lain. Al-Qur’an mengibaratkan kedudukan syahwat seperti tuhan yang harus disembah bagi orang yang tak mampu mengendalikannya, karena begitu kuatnya dorongan.

Baca Juga: Apa Itu Air Madzi? Cairan Lengket Yang Keluar Karena Syahwat

Syahwat dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an memandang kata syahwat yang terkadang dimaksudkan untuk obyek yang diinginkan. Adapun di ayat lain, syahwat dimaksudkan untuk menyebutkan potensi keingin manusia, sebagaimana disebutkan dalam Surat Ali Imran ayat 14.

Ayat tersebut menyatakan syahwat sebagai potensi keinginan, yang pada dasarnya manusia menyukai wanita (seksual), anak-anak (kebanggaan), dan harta kekayaan atau benda berharga (kebanggaan, kenyamanan, kesenangan).

Termasuk pula binatang ternak (kesenangan, kemanfaatan) dan sawah ladang (kesenangan, kemanfaatan). Jadi, kecenderungan manusia terhadap seksual, harta benda, dan kenyamanan dalam pandangan Alquran adalah manusiawi.

Semua manusia berpotensi berperilaku menyimpang dalam hal syahwat, baik yang menyangkut seksual maupun harta, meski kadarnya berbeda. Iman memanglah dapat menjadi benteng dari godaan ini, tetapi benteng juga bisa roboh.

Baca Juga: Mutiara Nasihat Syekh Ali Jaber: Kita Harus Tahu Penyebab Tergodanya Hawa Nafsu Kita

Serangan bertubi-tubi dan dorongan syahwat dapat merobohkan benteng keimanan seseorang.

Tampilkan Semua Halaman