Apa itu syahwat? Syahwat ialah selera, nafsu, atau dorongan dalam diri seseorang untuk meraih sesuatu yang membuat dirinya senang. Ternyata, ada berbagai rupa syahwat.
Syahwat dalam artikel UIN Sumatera Utara Medan ‘Syahwat dalam Al-Qur’an’ oleh Ulya Hikmah Sitorus Pane diartikan sebagai fitrah manusia yang punya besar dalam menggerakkan tingkah laku kita.
Misalnya, tingkah laku seseorang selalu mengarah pada tempat di mana dapat memperoleh makanan dan minuman saat sedang lapar atau haus. Selain itu, jika sedang dominan syahwat seksual, maka perilaku seseorang juga selalu mengarah pada hal-hal yang memberi kepuasan seksual.
Baca Juga: Apa Itu Amrad? Laki-Laki Kecil yang Berpotensi Picu Syahwat Sesama Jenis
Syahwat secara bahasa artinya menyukai dan menyenangkan. Sementara itu, syahwat secara istilah ialah kecenderungan jiwa terhadap apa yang dikehendakinya.
Syahwat yang sedang dominan dalam diri seseorang dapat mempengaruhi perilaku. Contohnya, syahwat seksual, syahwat politik, syahwat kepemilikan, syahwat kenyamanan, syahwat harga diri, syahwat kelezatan, dan lainnya.
Watak syahwat pun disebut seperti anak-anak, yang akan melakukan apa saja tanpa kendali jika dilepas. Syahwat yang dimanjakan pun akan mendorong orang pada pola hidup hedonis.
Baca Juga: Ustaz Budi Ashari dan dr. Zaidul Akbar Beberkan Cara Mengendalikan 2 Syahwat
Dalam Islam, syahwat harus dijinakkan dan dikendalikan. Dalam ajaran yang terkemas dalam syariah dan akhlak, metode pengendalian syahwat dilakukan secara sistemik.
Mengendalikan syahwat dengan akal sehat dan hati yang bersih akan membuatnya berfungsi sebagai penggerak tingkah laku atau motif dan menyuburkan motivasi kepada keutamaan hidup.
Jika tidak demikian, syahwat punya tabiat menuntut pemuasan seketika tanpa peduli dampak bagi diri sendiri maupun orang lain. Al-Qur’an mengibaratkan kedudukan syahwat seperti tuhan yang harus disembah bagi orang yang tak mampu mengendalikannya, karena begitu kuatnya dorongan.
Baca Juga: Apa Itu Air Madzi? Cairan Lengket Yang Keluar Karena Syahwat
Syahwat dalam Al-Qur’an
Al-Qur’an memandang kata syahwat yang terkadang dimaksudkan untuk obyek yang diinginkan. Adapun di ayat lain, syahwat dimaksudkan untuk menyebutkan potensi keingin manusia, sebagaimana disebutkan dalam Surat Ali Imran ayat 14.
Ayat tersebut menyatakan syahwat sebagai potensi keinginan, yang pada dasarnya manusia menyukai wanita (seksual), anak-anak (kebanggaan), dan harta kekayaan atau benda berharga (kebanggaan, kenyamanan, kesenangan).
Termasuk pula binatang ternak (kesenangan, kemanfaatan) dan sawah ladang (kesenangan, kemanfaatan). Jadi, kecenderungan manusia terhadap seksual, harta benda, dan kenyamanan dalam pandangan Alquran adalah manusiawi.
Semua manusia berpotensi berperilaku menyimpang dalam hal syahwat, baik yang menyangkut seksual maupun harta, meski kadarnya berbeda. Iman memanglah dapat menjadi benteng dari godaan ini, tetapi benteng juga bisa roboh.
Baca Juga: Mutiara Nasihat Syekh Ali Jaber: Kita Harus Tahu Penyebab Tergodanya Hawa Nafsu Kita
Serangan bertubi-tubi dan dorongan syahwat dapat merobohkan benteng keimanan seseorang.