Banyak spekulasi bermunculan usai pertemuan makan siang yang terjadi antara Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh di NasDem Tower, Jakarta Pusat.
Menanggapi hal itu, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai, bahwa pertemuan tersebut untuk membahas posisi NasDem dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Maruf.
"Luhut tampaknya diutus Presiden Joko Widodo untuk membicarakan posisi NasDem di pemerintahan," kata Jamiluddin kepada wartawan, Rabu (15/3/2023).
Baca Juga: Surya Paloh Bertemu Luhut, Rocky Gerung: Pasti Tentang Johnny G Plate
Menurutnya, hal tersebut sangat penting sebab Jokowi kemungkinan dalam waktu dekat akan melakukan reshuffle setelah pengunduran diri tertulis Menteri Pemuda dan Olahraga resmi diterimanya.
Ia mengatakan, ada sejumlah opsi yang dapat terjadi ketika membahas soal nasib NasDem dalam pemerintahan.
Pertama, kalau NasDem tetap ingin di pemerintahan, maka tiga menterinya di kabinet Jokowi akan aman. Opsi ini tentu yang paling diinginkan Jokowi. Kedua, kalau opsi itu yang diinginkan Paloh, ada kemungkinan ia diminta untuk meninggalkan Anies Baswedan. Pilihan ini, kata dia, tentu simalakama bagi Paloh.
"Karena itu, Paloh tampaknya akan memilih tetap di pemerintahan dan kekeuh mengusung Anies. Pilihan itu diambil Paloh untuk menunjukkan konsistensinya mendukung Jokowi hingga 20 Oktober 2024," tuturnya.
Baca Juga: Soroti Kunjungan Luhut ke Nasdem, Rocky Gerung Sindir Surya Paloh yang Tak Konsisten Dukung Anies
Lebih lanjut, ia menilai, kekinian Paloh ingin menunjukkan, kalau pun NasDem berpisah dengan Jokowi, itu bukan karena keputusan dari partainya. Perpisahan itu datang dari Jokowi, sehingga Paloh tidak dicap sebagai sosok penghianat.
"Pilihan ini kemungkinan akan berdampak pada posisi NasDem di pemerintahan. Jokowi tampaknya akan mereshuffle semua atau sebagian menteri dari NasDem pada waktu dekat ini," katanya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan