Setiap tahun, umat Hindu di Indonesia, terlebih Pulau Bali, akan memperingati Hari Raya Nyepi yang umumnya jatuh di sekitar bulan Maret atau bulan April. Peringatan Nyepi ini juga selalu bertepatan dengan Tahun Baru Saka.
Dalam merayakan Nyepi, semua orang Hindu akan berada di rumah, tidak melakukan banyak aktivitas atau dalam beberapa kasus, mereka tidak akan melakukan kegiatan apapun dan fokus bermeditasi sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan.
Sebenarnya, apa makna Hari Raya Nyepi ini? Apa yang mereka peroleh dari meditasi dalam jangka waktu lama? Berikut penjelasannya berdasarkan informasi dari Suara.com, disadur pada Rabu (15/3/2023).
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Hari Raya Nyepi Jadi Libur Nasional
Makna Hari Raya Nyepi
Rangkaian Kegiatan Perayaan Nyepi
Orang-orang mungkin mengetahui Hari Raya Nyepi merupakan hari di mana orang Hindu akan berada di rumah, diam dan beribadah. Namun, kenyataannya Hari Raya Nyepi juga mempunyai rangkaian kegiatan yang perlu dilakukan sebagai bentuk ibadah.
Beberapa rangkaian yang dimaksud di sini yaitu Melasti, Tawur atau Pecaruan, Pengrupukan, Puncak Acara Nyepi dan Ngembak Geni atau Ngembak Api. Berikut penjelasan singkat dari masing-masing rangkaian kegiatan ini:
- Melasti: Upacara yang bertujuan untuk mensucikan diri. Upacara Melasti dilakukan di sekitar danau atau laut.
- Tawur atau Pecaruan: Upacara penyucian dengan menyerahkan sesaji di sekitar rumah. Tujuannya agar acara Nyepi tidak diganggu oleh roh jahat.
- Pengrupukan: Membuat suara gaduh dengan meledakan petasan, membakar obor dan menabuh peralatan guna mengusir roh jahat dari rumah.
- Puncak Acara Nyepi: Hari puncak di mana orang-orang bersemedi dan beribadah selama 1 hari penuh.
- Ngembak Geni atau Ngembak Api: Ramah tamah terhadap sesama keluarga dan tetangga. Kegiatan ini mirip apa yang dilakukan Muslim ketika lebaran.
Apa Yang Didapat dari Perayaan Nyepi?
Rangkaian ibadah yang disebutkan di atas mungkin tidak semuanya dilakukan, mengingat tidak semua tempat memiliki fasilitas untuk melaksanakan seluruh prosesi ini. Yang jelas, semuanya bertujuan untuk meraih esensi dari Hari Raya Nyepi.
Pada Hari Raya Nyepi, orang-orang Hindu bersemedi, bertapa dan berdoa dalam keheningan, mendekatkan diri mereka kepada tuhan dan semesta. Ini dilakukan pastinya agar bisa semakin taat kepada agama yang mereka anut. Namun, tujuan dari Hari Raya Nyepi tidak berhenti sampai di situ.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Hari Raya Galungan dan Kuningan, Umat Hindu Bali Rayakan
Hari Raya Nyepi juga bertujuan sebagai ajang introspeksi diri, merefleksikan perbuatan di masa lampau dan dengan demikian, bisa menjadi pribadi yang lebih baik di masa mendatang. Bisa dikatakan Hari Raya Nyepi ini merupakan bentuk penyucian diri sendiri.
Selain itu, Hari Raya Nyepi juga bermanfaat untuk rehat sejenak dan membiarkan alam untuk “bernapas” kembali. Seringkali manusia tidak sadar akan perbuatan mereka terhadap alam. Hari Raya Nyepi mengingatkan umat Hindu untuk tetap melestarikan alam dengan cara beristirahat di rumah, tidak mengganggu mereka.
Baca Juga: Legenda Jawa Gunung Semeru, Digendong Dewa Wisnu dalam Kepercayaan Hindu
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024