Menu


Meski Sudah Gabung KIB, Golkar Tetap Ingin Membentuk Koalisi yang Besar

Meski Sudah Gabung KIB, Golkar Tetap Ingin Membentuk Koalisi yang Besar

Kredit Foto: Republika

Jamiluddin menilai Airlangga cukup mumpuni. Karir politiknya sudah mencukupi untuk mewarnai kepemimpinan nasional. Kendala dan tantangan yang dihadapi Airlangga adalah elektabilitas yang masih perlu didongkrak.

Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Firman Manan menilai, cawapres untuk Prabowo masih terbuka lebar. Baik itu Cak Imin ataupun Airlangga.

Baca Juga: Musra Sumut: Airlangga-Prabowo Bersaing Sengit, Mahfud Duduki Peringkat Satu di Hasil Cawapres

“Menurut saya ada kelebihan kekurangan sebetulnya dari keduanya,” kata Firman. 

Pertama, Cak Imin sebetulnya formulanya adanya balancing ticket. Menyeimbangkan dalam konteks Prabowo sebagai figur nasionalis dan Cak imin merepresentasikan pemimpin muslim terutama mewakili NU. 

“Walaupun kita tahu ada juga figur lain NU bukan berarti kalau Cak Imin yang dicalonkan maka NU akan solid,” tutur Firman.

Sementara Airlangga, tambah dia, unggul soal mesin politik. Diketahu, selama ini Golkar salah satu partai yang sudah mapan, 

“Partai lama dan punya mesin politik yang cukup solid sehingga ada bisa intensifnya di situ,” tegas Firman.

Tapi secara kekurangan keduanya punya kemiripan ini dalam konteks elektabilitas sebetulnya. Cak Imin dan Airlangga belum memberikan kontribusi yang cukup terhadap Prabowo.

Sebelumnya, Hashim Djojohadikusumo mengatakan sosok Ketum PKB Muhaimin Iskandar, sebagai mitra di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), tak mutlak harus menjadi cawapresnya Prabowo Subianto. Hashim mengatakan saat ini PKB terbuka untuk mengusulkan siapa tokoh yang diusung di poros koalisi itu.

Pada saat bersamaan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengatakan Golkar semakin mendekat dengan KIRR.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Tampilkan Semua Halaman

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Republika.