Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) goyah. Tanda-tanda itu terlihat saat pimpinan Partai Golkar Airlangga Hartarto mendekati PKB. Kemudian PPP juga menyatakan bahwa gerakan koalisi masih dimungkinkan.
Adanya Golkar dengan PKB dipaparkan langsung oleh Airlangga. Dia bilang, komunikasi antara Golkar dengan PKB cukup internas. Bahkan, Airlangga melemparkan kode kedekatannya dengan PKB lewat sinyal logo beringin dan hijau daunnya.
Baca Juga: PPP Mesra dengan PDIP, Nasib KIB di Ujung Tanduk
"Partai Golkar kan lambangnya pohon beringin, daunnya hijau," seloroh Airlangga, sambil tertawa, saat ditemui di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, kemarin.
Namun, Airlangga membantah anggapan bahwa kedekatannya dengan PKB adalah gejala mulai goyahnya KIB, tempat partainya bernaung bersama PAN dan PPP. Dia memastikan, KIB tetap solid. "Seluruh komunikasi antarpartai baik. Partai Golkar dengan KIB solid," tegasnya.
Namun, dari pihak PPP, masih justru memperjelas kondisi goyahnya KIB. Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan, sampai saat ini belum ada poros koalisi yang final untuk bersama-sama maju di ajang Pilpres 2024. Partai di dalamnya masih bisa keluar-masuk atau pindah sana-sini. Termasuk partai di KIB. "Masih terbuka untuk bertambah atau berkurang," ujar Arsul, di Jakarta, kemarin.
Semua kemungkinan, sebutnya, masih bisa terjadi sebelum pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada Oktober 2023. "Kalau bicara kemungkinan, sampai kita daftar ke KPU itu nggak bisa dinafikan," jelasnya.
Saat ini, PPP juga sedang lengket dengan PDIP. Bahkan, muncul foto pertemuan Arsul dengan petinggi PDIP. Kendati demikian, Wakil Ketua MPR itu bilang, masih terlalu prematur untuk keluar dari KIB.
"Karena apa? Karena kita belum bicara soal siapa capres dan cawapres," ucapnya.
Soal kemungkinan PPP gabung PDIP membentuk koalisi baru, Arsul bilang, kemungkinan itu ada saja. "Pokoknya masih mungkin sampai kita 'ijab kabul' di KPU," sebutnya.
Lalu, apa kabar PAN? Ketua DPP PAN Saleh Daulay mengaku tak terlalu mempersoalkan teman koalisinya di KIB yang main dua kaki. Ia juga hanya tertawa ketika ditanyakan soal kemungkinan PAN juga mengikuti jejak Golkar dan PPP untuk pedekate ke koalisi lain.
"Bagus. Tidak ada masalah. KIB tetap solid. PAN tetap bersama dengan KIB...He-he-he," jawabnya, diplomatis.
Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro melihat, KIB saat ini memang sedang goyah. Dia melihat, besar kemungkinan dua partai politik nasionalis besar seperti Gerindra dan Golkar plus partai politik berbasis massa Islam, yakni PKB, akan bergabung dalam satu koalisi.
"Akan tetapi, satu hal bisa dipastikan adalah posisi bakal calon presiden dari koalisi ini akan ditempati Prabowo Subianto," ujar Bawono, dalam obrolan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.
Menurutnya, hampir mustahil menempatkan Prabowo di posisi bakal calon wakil presiden. Selain itu, juga menjadi sangat aneh dan tidak baik dari segi kepantasan maupun gengsi politik apabila setelah maju sebagai calon presiden dalam Pilpres 2014 dan 2019, kemudian maju sebagai cawapres di Pilpres 2024.
Bawono melanjutkan, sejak awal KIB memang seperti koalisi gamang, karena tidak memiliki capres yang jelas. Berbeda dengan Koalisi Perubahan dan Koalisi Kebangkitan Indonesia (KIR). Sehingga tidak mengejutkan, jika nasib KIB semakin hari semakin tidak memiliki kejelasan.
"Kedua koalisi itu (KIR dan Koalisi Perubahan) jauh lebih memiliki kejelasan siapa bakal capres hendak diusung," pungkasnya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan