Sementara itu, Gerindra masih memerlukan suara untuk mencapai presidential threshold yang mengharuskan partai memiliki persentase 20 persen.
Langkah lain yang bisa Prabowo tempuh adalah dengan bergabung bersama partai selain PKB, tetapi sejauh ini tak ada tanda-tanda partai yang ingin berkoalisi dengan Prabowo.
“Partai lain belum ada yang minat. Tidak ada tanda-tanda partai lain mau Prabowo sejak Prabowo bergabung ke kabinet Jokowi,” kata Saeful.
Saeful sendiri menyinggung bergabungnya Prabowo ke dalam kabinet karena elektabilitas Prabowo dipercayai turun semenjak menjadi pihak yang sejalur dengan pemerintah.
Padahal, Prabowo sendiri terkenal sebagai oposisi, sebagaimana yang terjadi pada Partai Gerindra.
“2019 kenapa suara Prabowo tinggi? Karena Prabowo plus Gerindra adalah oposisi. Mereka yang tidak suka Jokowi, ya, larinya ke Prabowo karena hanya dua calon,” ucapnya.
Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO