Menu


Kritik Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT, Eko Kuntadhi: Pikirannya Cuma Secuil

Kritik Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT, Eko Kuntadhi: Pikirannya Cuma Secuil

Kredit Foto: YouTube/Cokro TV

Konten Jatim, Jakarta -

Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi menyoroti terkait Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang memberlakukan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi untuk pelajar SMA sederajat.

Menurutnya, diterapkannya kebijakan tersebut punya dampak yang luas.

Sebab, para siswa harus bangun lebih awal untuk mempersiapkan segala sesuatunya sebelum berangkat sekolah, seperti mandi, sarapan, shalat Subuh.

Baca Juga: Gubernur NTT Minta Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Eks Ketum Ganjarist: NasDem Emang Dukung Anies, Tapi Please Jangan Ikut-ikutan yang di DKI

Tak cuma itu, hal ini juga berimbas kepada orang tua siswa. Menurut Eko, para orang tua juga akan bangun lebih awal untuk mempersiapkan sarapan buat putra putri mereka.

Belum lagi, tutur Eko, waktu menempuh perjalanan dari rumah ke sekolah.

Tak hanya itu, menurut eks Ketua Umum (Ketum) Ganjarist itu, para siswa juga bakal mengantuk selama di sekolah, imbas mereka yang diharuskan bangun lebih awal. Akibat kekurangan tidur, tuturnya, para siswa tak akan konsentrasi dalam menyerap materi di kelas.

"Dia (Gubernur NTT) pikir kalau anak-anak bangun lebih subuh atau sekolah subuh-subuh akan jadi jauh lebih pinter, akan jadi jauh lebih disiplin, yang ada dia pasti akan ngantuk di sekolahan," ujar Eko Kuntadhi dalam kanal YouTube 2045 TV, dikutip Konten Jatim pada Kamis (2/3/2023).

"Kekurangan tidur, ketika belajar ya nggak konsentrasi," sambungnya.

Itu baru siswa, belum lagi guru yang juga di rumahnya punya kesibukan menyiapkan sarapan buat anak-anak mereka sebelum berangkat sekolah.

Baca Juga: Soal Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Loyalis Ganjar Curiga Gubernur NTT Ketularan Kebijakan Aneh Anies di DKI

"Ibu-ibu guru itu, ketika jalan subuh-subuh, dan dia punya anak misalnya yang sekolah SMP sekolah SD yang biasanya dia bantuin juga untuk menyiapkan sarapan buat anak-anaknya, dia juga mau ngajar, kalau dia harus berangkat duluan, kan keleleran tuh anak-anak SMP anak-anak SD," sambungnya.

Menurutnya, kebijakan tersebut punya efek yang luas. Maka dari itu, Eko menyarankan Gubernur NTT untuk berkonsultasi dahulu pada para ahli sebelum memutuskan untuk membuat kebijakan seperti itu.

"Artinya ini dampaknya ke mana-mana. Karena apa? Karena pikirannya cuma secuil itu. Viktor pikir dengan cara begini anak-anak NTT bisa jauh lebih cerdas, nggak Bro," bebernya.

"Coba deh konsultasi dengan ahli psikolog, coba konsultasi dengan ahli-ahli pendidikan, konsultasi dengan ahli-ahli kesehatan, konsultasi dengan ahli-ahli sosial, apakah kebijakan itu lebih banyak manfaat atau mudharatnya," ungkapnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024