Dewasa ini, berbagai jabatan seperti menteri, gubernur, bupati, walikota, DPR/DPRD, komisioner lembaga negara, hingga jabatan politik lain berhasil diduduki oleh para kader NU. Hal ini dinilai bukanlah kondisi istimewa.
Politik dan isu-isu yang membersamainya justru telah menjadi napas kehidupan banyak orang di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU). Sejumlah aktivis NU menjadi staf khusus, staf ahli, atau posisi lain di berbagai kementerian dan lembaga negara.
Baca Juga: Menilik Keterlibatan NU dalam Politik: Hubungan dan Sejarah yang Panjang
Kekhawatiran muncul atas kesuksesan banyaknya kader NU secara politik, yakni adanya orang-orang tertentu yang berusaha mengincar posisi strategis di kepengurusan NU secara sengaja demi tangga karir politik.
Mengutip NU Online, jejak keterlibatan NU yang panjang dalam politik praktis mempengaruhi cara pandang dalam melihat politik, sadar ataupun tidak.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Berdirinya Nahdlatul Ulama Sebagai Organisasi Islam
Pasalnya, sebagian tokoh senior NU yang kini masih hidup, terlibat dalam politik secara intens di usia mudanya, era 1952-1984. Belum lagi, banyak pengurus NU kini yang merupakan mantan politisi atau bahkan masih menjadi politisi.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan