"Saya merasa hubungan personal JK lebih kuat dibandingkan institusional. Jadi JK ke Golkar itu hubungan institusional yang barangkali tidak masuk kepengerusan lagi," kata Refly dikutip dari kanal YouTubenya Kamis, 14 Juli 2022.
Refly menilai hubungan institusional itu mudah sekali patah, hilang, dan mudah terhapus memorinya, tetapi hubungan personal itu tidak mudah terhapus.
"Karena walaupun JK pernah menjadi ketua umumnya Golkar tetapi terlihat ketika dia tidak lagi jadi ketua umum sepertinya dia pun tidak cawe cawe lagi dalam pemilihan malah yang terlihat cawe-cawe justru istana," ujarnya.
Oleh karena itu, dengan tegas Refly mengatakan bahwa JK serius mendukung Anies untuk maju pada Pilpres 2024.
"Saya pribadi mengatakan bahwa JK serius tentunya mendukung Anies Baswedan calon presiden sebagaimana seriusnya dia ketika mem-backup Anies di Pilkada DKI," tuturnya.
Padahal, saat Pilkada DKI JK merupakan Wakil Presiden dari Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Saat itu, JK secara terang-terangkan berbeda pendapat dengan Istana, oleh karena itu pada periode kedua JK tidak dipanggil lagi untuk mendampingi Jokowi.
"Padahal kita tahu posisinya waktu itu adalah wakil presiden, dia berbeda secara terbuka dengan presiden saat itu, tidak heran kalau periode kedua tidak lagi dipakai," pungkasnya. []
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan