Setelah gempa bumi, Kawah Sinila mengeluarkan gas beracun berjenis hidrogen sulfida (H2S). Sebagai informasi, hidrogen sulfida adalah gas yang tidak berwarna, berbau seperti telur busuk, bersifat iritan pada mata dan saluran pernafasan serta akan mematikan saraf penciuman sehingga tidak tercium.
Gas beracun inilah yang pada akhirnya menjadi penyebab utama tewasnya para korban di Desa Kepucukan. Tercatat 149 jiwa gagal menyelamatkan diri dari gas beracun ini dan ditemukan tewas di sekitar Desa Kepucukan.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Berdirinya Kota Pasuruan, Kota Pelabuhan yang Ramai Buat Pedagang
Lokasinya yang cukup terpencil membuat penyelamatan berlangsung dengan lama. Bahkan, disebutkan tidak akan ada penyelamatan jika Presiden Soeharto tidak berinisiatif mengemukakan kepada para menterinya terkait dampak letusan Kawah Sinila.
Semenjak Tragedi Kawah Sinila Dieng, Desa Kepucukan dikosongkan, dihapuskan dan warganya diminta transmigrasi atau pindah ke tempat lain. Hampir 1000 orang diketahui bertransmigrasi, di mana mayoritas dari mereka diketahui saat ini berada di Sumatera.
Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Lahirnya Monopoli, Permainan yang Sindir Tuan Tanah
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024