Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti nilai tukar rupiah terhadap dollar yang sempat mencapai Rp 15.000 per dolar US ini.
Menurut Rocky Gerung, tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar akan berdampak pada ekonomi Indonesia.
Maka dari itu, ia mengklaim akan sulit untuk menurunkan nilai mata uang negara (kurs) lantaran kurs tersebut ditentukan oleh luar negara.
"Dalam keadaan ril, kita rupiah menyetuh ke angka Rp 15.000 yang udah terlewati, dan kita berusaha untuk menurunkan kurs itu. Bagaimana caranya? tidak ada karena kurs kita ditentukan oleh para player dunia," ujar nya.
BACA JUGA: Dolar Tembus Rp 15.000, Sri Mulyani Dituding Tak Jujur Bilang Aman, Diduga Ada yang Disembunyikan
Namun ada satu cara menurut Rocky Gerung yang bisa menaikan kurs mata uang sebuah negara yakni dengan menurunkan presiden yang tengah memimpin.
Hal tersebut diibaratkan seperti turunnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dari jabatannya pada Kamis (7/7/2022) lalu.
"Satu-satunya cara untuk menaikan kurs mata uang sebuah negara adalah dengan menurunkan sang presiden dan itu yang terjadi di Inggris," tuturnya yang Konten Jatim kutip dari kanal Youtube miliknya pada Minggu (10/7/2022).
Ia melanjutkan saat Boris Johnson mengundurkan diri, mata uang Poundsterling di Inggris mulai membaik.
"Begitu perdana menterinya jatuh, nilai mata uang Poundsterling di Inggris membaik. Itu intinya. Jadi bagaimana cara menaikan harapan? Ya dengan menurunkan presiden," pungkasnya
Rocky Gerung menyebutkan, bahwa Boris Johnson mundur dari jabatannya lantaran ekonomi di Inggris yang memburuk.
"Ini contoh. Ini ada perbandingan loh. Di Inggris perdana menteri mundur salah satunya karena kesulitan ekonomi, kegagalan kebijakan, dan lain sebagainya. Maka harga mata uangnya naik tuh," ucapnya
"Dan di kita juga begitu loh bapak presiden, kalau bapak presiden mundur, ekonomi kita akan membaik. Ini juga perbandingan kan," tutur Rocky Gerung yang diselingi tawa.
Sebagai informasi, sebelumnya puluhan menteri beserta pembantu kabinet yang dipimpin Boris Johnson mengundurkan diri yang berdampak kurs poundsterling langsung jatuh dalam dua hari terakhir.
Namun tepat pada hari pengunduran diri Boris Johnson, kabarnya poundsterling berbalik naik dan tercatat telah melesat 0,54% melawan dolar AS ke US$ 1,1994.
Tidak hanya itu, jika dirupiahkan, poundsterling menguat 0,38% ke Rp 17.944/GBP.
Boris Johnson awalnya bersikeras ingin tetap melanjutkan pemerintahan.
Namun setelah melihat banyaknya pejabat pemeintahan yang mengundurkan diri, Johnson pun akhirnya setuju untuk melepaskan jabatannya.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan