Keduanya adalah pasangan suami istri yang tak kunjung diberikan momongan meski telah berumah tangga selama bertahun-tahun. Oleh karena tak kunjung mempunyai anak, mereka lantas bersemedi dan meminta diberikan anak kepada Sang Hyang Widhi.
Setelahnya, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Joko Lelung.
Diketahui, mereka mencukupi kebutuhan dengan mengandalkan kemampuan bercocok tanam dan berburu. Kyai dan Nyai pasir pun meminta diberikan kesehatan dan umur panjang kepada Sang Hyang Widhi karena tahu pekerjaan mereka cukup berat.
Baca Juga: Sebelum Populer Gegara Lengkap, Kebun Binatang Surabaya Punya Sejarah Begini
Keduanya pun mendapatkan petunjuk kala tengah bersemedi. Mereka harus bisa menemukan dan memakan telur di dekat ladang agar doanya bisa terkabul. Nyai Pasir lantas menemukan telur yang dimaksud dan dibawa pulangnya untuk dimasak.
Setelah selesai menyantap telur tersebut, Kyai Pasir akan pergi ke ladang. Namun, badannya terasa panas dan gatal saat dalam perjalanan. Ia pun menggaruknya hingga lecet di sekujur tubuh. Kyai Pasir telah berubah menjadi ular naga raksasa, begitu pula dengan Nyai Pasir.
Keduanya yang telah berubah itu pun berguling-guling di pasir sehingga menimbulkan cekungan besar dan dalam di tanah, yang lantai mengeluarkan air yang sangat deras dan memenuhi cekungan.
Tahu bahwa dirinya punya kekuatan besar, Kyai dan Nyai Pasir ingin membuat cekungan raksasa yang menenggelamkan Gunung Lawu. Namun, ini digagalkan karena Joko Lelung bersemedi agar mereka tak jadi melakukannya.
Baca Juga: Mau ke Kebun Binatang Surabaya? Simak Panduan Rute sampai Spot Ini Dulu!
Meski begitu, cekungan itu tetap ada dan terisi penuh oleh air sehingga terbentuk Telaga Sarangan. Setelahnya, Kyai dan Nyai Pasir perlahan berubah menjadi makhluk tak kasat mata.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024
