"Sikap partai NasDem ini dianggap asimetris dengan arahan Istana yang katanya lebih cenderung ke Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo," katanya.
Tak hanya itu, dukungan NasDem terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta itu ditafsirkan sebagai pembangkangan. Bahkan, Surya Paloh dinilai tidak loyal lagi kepada pemerintahan Jokowi.
Baca Juga: Selain Kader NasDem, Erick Thohir Berpeluang Disingkirkan Saat Reshuffle Kabinet
Kendati demikian, ia menilai Jokowi tidak semudah itu mendepak Surya Paloh dan NasDem dari kabinet Indonesia Maju.
"Risikonya terlalu besar. Pertama, Jokowi akan kehilangan dukungan Partai NasDem di parlemen, dan itu berbahaya bagi Jokowi," ungkapnya.
"Kedua, Surya Paloh punya resources media yang besar yang selama ini cukup membantu Jokowi dalam membentuk opini publik. Kalau NasDem keluar dari kabinet maka sikap media dibawa kendali Paloh juga akan berubah," pungkasnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024