Menu


Hepatitis Akut Jangkiti 15 Anak, Kenali Cara Penularan dan Rentang Usia Calon Korbannya

Hepatitis Akut Jangkiti 15 Anak, Kenali Cara Penularan dan Rentang Usia Calon Korbannya

Kredit Foto: Rakyat Merdeka

Konten Jatim, Jakarta -

Jumlah kasus hepatitis akut di Indonesia terus bertambah. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, penyakit itu sudah menjangkiti 15 anak.

Penularan hepatitis akut terjadi melalui asupan makanan.

Untuk mencegah meluasnya penularan, Kemenkes menggencarkan kampanye gerakan cuci tangan.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pada 27 April, tim dari Kemenkes menemukan 3 kasus hepatitis akut di Jakarta.

“Kita keluarkan edaran agar semua rumah sakit dan dinsos melakukan surveillance," kata Budi di Jakarta, Senin (9/5/2022).

Menurut Budi, penularan penyakit ini melalui asupan makanan atau melalui mulut.

Karena itu, dia meminta masyarakat agar rajin mencuci tangan.

Masyarakat juga harus memastikan kebersihan dari makanan yang masuk ke mulut.

Terlebih, penyakit ini menyerang anak usia di bawah 16 tahun, mayoritas anak usia 5 tahun.

Lalu, apa ciri-ciri orang yang terkena hepatitis akut ini?

Baca Juga: Penularan Hepatitis Akut Disinyalir dari Makanan, Warga Diminta Terapkan Ini

Menurut Budi, penderita hepatitis akut mengalami demam dan tingginya indikator serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT).

Gejala lain yang terjadi pada penderita adalah tingginya serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT).

Baik SGOT dan SGPT normalnya berada pada level 30-an.

“Kalau sudah naik agak tinggi lebih baik refer ke fasyankes terdekat,” pesan Budi.

Saat ini, Kemenkes terus berkoordinasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat serta Inggris.

Kemenkes juga berkoordinasi dengan Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

Sampai sejauh ini belum ada yang tahu jenis virus apa yang menyebabkan hepatitis akut ini.

Kemungkinan besar, penyebab penyakit ini adalah Adenovirus strain 41.

Namun, pada kasus lain, Adenovirus strain 41 bukan jadi penyebab utama dari penyakit ini.

“Jadi kita masih melakukan penelitian bersama-sama dengan Inggris dan Amerika untuk memastikan penyebabnya apa,” tukas Budi.

Baca Juga: Menkes Sudah Lapor ke Inggris dan AS soal Penyakit Hepatitis Akut

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengingatkan, program vaksinasi untuk anak harus terus berjalan.

Menurutnya, vaksin hepatitis yang ada saat ini belum bisa melindungi dari fenomena hepatitis akut.

Menurut dia, penyakit yang menggemparkan dunia baru-baru ini berbeda dengan hepatitis sebelumnya, misalnya yang berkaitan dengan Covid-19 atau infeksi.

Karena itu, Dicky mengusulkan, adanya penelitian lebih lanjut.

Dia juga mengajak, masyarakat untuk konsumsi makanan sehat, jaga kebersihan diri dan lingkungan.

“Ini tidak harus pada anak ya, tapi juga pada orang dewasa,” ucap Dicky.

Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan

Pemerintah sudah menetapkan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara, sebagai fasilitas kesehatan rujukan untuk infeksi hepatitis akut.

Melalui BPJS Kesehatan, pemerintah menanggung seluruh biaya penanganan rumah sakit terhadap pasien anak bergejala ichterus (penyakit kuning) dan hepatitis.

Untuk percepatan penanganan, Menko PMK Muhadjir Effendi menginstruksikan agar pasien hepatitis maupun gejala kuning segera ke fasyankes tipe A.

Ia juga mengingatkan dua gejala yang sering timbul. 

Gejala pertama adalah timbulnya warna kuning pada area mata

Selain itu, ada pula kondisi saat pasien hilang kesadaran.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Rakyat Merdeka.