Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli alias Gun Romli baru-baru ini memberikan julukan kepada salah satu pakar budaya di Indonesia.
Rupanya julukan tersebut diperuntukan untuk pakar budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Sudibyo MHum.
Julukan itu bermula, ketika dosen Program Pascasarjana Fakultas Sastra tersebut mengomentari pakaian penari.
"Pakaian KNIL Tentara (serdadu) Belanda itu celana panjang, kalau Tari Dolalak terinspirasi dari pakaian KNIL Belanda maka tidak tepat dengan celana pendek," ucapnya.
Menurutnya, kostum Dolalak putri terlalu mengekspos paha yang merupakan aurat bagi perempuan.
Kemudian ada istilah penari Dolalak putri sekarang pupuler alias pupune diler yaitu, pahanya dibuka atau pamer paha.
Melihat kostum penari Dolalak putri Wahyu Siwi tersebut, Sudibyo berpendapat lebih baik mengenakan celana panjang sekalian.
"Kostum penari putri Dolalak berhijab sebaiknya sekalian dengan celana panjang, daripada hanya celana selutut dipadukan pemakaian kaos kaki panjang," ujarnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024