Firman Allah dalam surah an-Nisa’ ayat 29 juga menyebutkan untuk melakukan jual beli alih-alih mengambil harta sesama dengan cara yang tak benar.
Baca Juga: Deretan Ulah Fir’aun dalam Al-Qur’an, Samakah dengan Jokowi seperti Disebut Cak Nun?
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu …”
Adapun, salah satu bentuk tadlis ialah mengurangi timbangan atau takaran yang juga merupakan perbuatan tercela. Namun, masih banyak Muslim yang melakukan praktik ini. Dalam surah al-Mutaffifin ayat 1-3:
. وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ . الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۖ . وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ
Baca Juga: Apa Itu Kafarat? Penebus Dosa untuk Sumpah sampai Melanggar Shaum Ramadan
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang-orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”