Menu


Pengamat Politik Kawakan Ini Beberkan Alasan Kenapa Pencalonan Anies Baswedan Bikin Jokowi 'Ketar-Ketir': Dia Ingin Memastikan...

Pengamat Politik Kawakan Ini Beberkan Alasan Kenapa Pencalonan Anies Baswedan Bikin Jokowi 'Ketar-Ketir': Dia Ingin Memastikan...

Kredit Foto: Instagram @aniesbaswedan

Konten Jatim, Jakarta -

Pengamat politik Refly Harun menyebut bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi ingin memastikan bahwa pemimpin selanjutnya bukan diisi oleh antitesis dirinya, yakni Anies Baswedan.

Refly menuturkan, bahwa jika hal itu terjadi, maka akan sangat membahayakan bagi Jokowi.

"Dia ingin memastikan 2024 itu tidak diisi oleh orang yang menjadi antitesis dirinya, atau bahkan barangkali bisa membahayakan dirinya," ujarnya di kanal YouTube pribadinya pada Rabu (30/11).

Baca Juga: Enggak Berani Ambil PDIP dari Megawati, Jokowi Akan Lakukan Hal Ini untuk Pertahankan Eksistensinya: Beliau Berpikir untuk…

Lebih lanjut, ahli hukum tata negara itu menilai, bahwa terdapat berbagai permasalahan yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) dari pemerintahan Jokowi, seperti misalnya di ranah hukum dan nonhukum.

"Kok bisa begitu? Kita tahu bahwa ada beberapa hal yang menjadi PR bagi pemerintahan Presiden Jokowi, baik itu di ranah hukum maupun ranah nonhukum," lanjutnya.

Dalam video berdurasi 21 menit, pria 52 tahun itu membeberkan setidaknya ada empat hal yang membuat Jokowi ketar-ketir apabila jabatan presiden selanjutnya diisi oleh antitesis dirinya.

Yang pertama adalah kasus KM 50. Refly menyebut, bahwa dalam kasus tersebut ada unsur pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Di ranah hukum misalnya, kalau kita bicara mengenai agenda seperti KM 50 misalnya, apakah Presiden Jokowi tidak ketar-ketir kalau ini dibuka, karena akan melibatkan Istana sebagai orang yang membiarkan, paling tidak, crime by omission," ujarnya.

Selanjutnya adalah isu ijazah palsu Jokowi.

"Yang kedua, isu ijazah palsu. Itu sampai sekarang kan belum juga diklarifikasi," katanya.

Baca Juga: Sadis! Pengamat Politik Ini Anggap Jokowi Kayak Enggak Punya Prestasi Dengan Singgung IKN Nusantara: Cuma Itu Sebetulnya

Yang ketiga adalah proyek ibu kota negara (IKN). Apabila proyek tersebut tidak dibangun berdasarkan prinsip good governance, maka potensi untuk dijerat tindak pidana korupsi akan tinggi sekali.

"Apakah proyek IKN tuh sudah berkaitan dengan good governance secara keseluruhan. Karena kalau misalnya tidak ada good governance, maka potensi untuk dijerat tindak pidana korupsi akan tinggi sekali, terlebih seandainya memang ada praktik-praktik yang menyimpang dari good governance dan clean government dan mengarah kepada tindak pidana korupsi misalnya," lanjutnya.

Serta yang keempat adalah dinasti politik yang dibangun Jokowi.

"Berikutnya jangan lupa, political dynasty. Dinasti politik yang Jokowi bangun yaitu Bobby Nasution, kemudian diperkirakan nanti dia minimal menjadi wakil gubernur atau bahkan Gubernur Sumatera Utara dalam pemilihan berikutnya, lalu kemudian Gibran Rakabuming itu akan lompat ke DKI 1 atau setidak-tidaknya Jawa Tengah 1, kemudian nanti Kaesang Pangarep akan masuk Solo," tuturnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024



Berita Terkait