Belakangan ini, jagat media sosial diramaikan dengan berita mati suri seorang tokoh Konghucu, Urip Saputra. Pria berusia 40 tahun itu awalnya sempat dibawa ke salah satu rumah sakit di Jakarta, dan telah dinyatakan meninggal dunia.
Saat Urip dibawa ke kediamannya yang berlokasi di Rancabungur, Kabupaten Bogor, keluarga membuka peti mati untuk melihat jasadnya, dan malah diketahui bahwa Urip masih hidup.
Pihak keluarga kemudian membawanya ke klinik terdekat di Bogor untuk memastikannya kembali.
Hal ini seperti keterangan dari perawat klinik yang mengurus Urip.
"Iya Mbak betul sekali saat itu Jumat malam Sabtu sekitar pukul 23.30 si klien dibawa menggunakan mobil ambulans tapi dalam keadaan masih dalam peti, pihak yang mengatar 'ini masih hidup, masih hidup'," ujar perawat yang diketahui bernama Herlin itu.
Herlin kemudian memeriksa Urip dan mendapati bahwa denyut nadi dan napasnya memang masih ada.
"Nah, meminta saya untuk memeriksa apakah si klien itu masih hidup atau tidak, ya saya periksa ternyata nadi dan napasnya masih ada," lanjutnya lagi.
Kemudian saat dibantu menggunakan oksigen oleh Herlin, ternyata ia melihat ada pergerakan reflek jari dan kedipan mata dari Urip.
Karena adanya keterbatasan alat di klinik tersebut, pihak klinik kemudian merujuk Urip ke RSUD Bogor.
"Karena keterbatasan alat di klinik, jadi saya cuma membantunya menggunakan oksigen, saat digunakan oksigen si klien ada pergerakan reflek jari, kedipan mata, terakhir sebelum dibawa ke RS si klien itu bergerak memiring ke kanan," ujarnya.
Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024