Menu


Tanggal 1 Mei Peringatan Hari Buruh Internasional, Simak Sejarahnya

Tanggal 1 Mei Peringatan Hari Buruh Internasional, Simak Sejarahnya

Kredit Foto: Antara/Reno Esnir

Konten Jatim, Depok -

Setiap tanggal 1 Mei, orang-orang di berbagai belahan dunia akan memperingati Hari Buruh Internasional atau dikenal dengan sebutan May Day. Peringatan Hari Buruh Internasional ini umumnya dilaksanakan dengan cara merefleksikan kesejahteraan buruh di suatu negara.

Dikabarkan bahwa Partai Buruh selaku partai yang membela hak buruh akan mengadakan aksi yang diikuti oleh paling tidak 500 ribu peserta. Hal tersebut merupakan salah satu cara bagi buruh mengekspresikan diri terkait kehidupan mereka.

Bagaimana sebenarnya sejarah Hari Buruh Internasional sampai-sampai akhirnya bisa diperingati oleh buruh di seluruh dunia? Berikut penjelasannya menyadur Britannica pada Jumat (28/4/2023).

Baca Juga: 5 Juta Buruh Siap Gelar Unjuk Rasa Tolak Perppu Cipta Kerja

Peringatan Hari Buruh Internasional

May Day, juga disebut Hari Buruh atau Hari Buruh Internasional adalah hari yang memperingati perjuangan bersejarah dan menekankan kesejahteraan yang dibuat oleh pekerja dan gerakan buruh, umumnya dilaksanakan pada 1 Mei. 

Di Amerika Serikat (AS) dan Kanada, peringatan serupa, yang dikenal sebagai Buruh Hari, terjadi pada hari Senin pertama bulan September.

Sejarah Hari Buruh Internasional ini disebut berawal pada tahun 1889, di mana sebuah federasi internasional kelompok sosialis dan serikat buruh menetapkan 1 Mei sebagai hari untuk mendukung para pekerja, untuk memperingati Kerusuhan Haymarket di Chicago pada 1886 silam pada tanggal yang sama.

Baca Juga: Siap Kepung DPR, Partai Buruh Ingin Ajukan Tiga Tuntutan

5 tahun kemudian, Presiden AS. Grover Cleveland, gelisah dengan asal-usul sosialis dari Hari Buruh, menandatangani undang-undang untuk menjadikan Hari Buruh sebagai  hari libur resmi AS untuk menghormati para pekerja. Kanada mengikutinya tidak lama kemudian.

Di Eropa, 1 Mei secara historis diasosiasikan dengan festival pagan pedesaan. Tetapi, makna asli dari hari tersebut secara bertahap digantikan oleh asosiasi modern dengan gerakan buruh. Sementara itu, para pemimpin Uni Soviet percaya kalau Hari Buruh akan mendorong pekerja di Eropa dan Amerika Serikat untuk bersatu melawan kapitalisme. 

Hari Buruh menjadi hari libur penting di Uni Soviet dan di negara-negara blok Timur, dengan parade terkenal, termasuk satu di Lapangan Merah Moskow yang dipimpin oleh pejabat tinggi pemerintah dan Partai Komunis, merayakan pekerja dan memamerkan kekuatan militer Soviet. 

Dan di Jerman, Hari Buruh menjadi hari libur resmi pada tahun 1933 setelah kebangkitan Partai Nazi. Ironisnya, Jerman menghapus serikat pekerja bebas sehari setelah menetapkan hari libur, hampir menghancurkan gerakan buruh Jerman.

Dengan pecahnya Uni Soviet dan jatuhnya pemerintahan komunis di Eropa Timur pada akhir abad ke-20, perayaan Hari Buruh berskala besar di wilayah itu semakin berkurang maknanya. 

Baca Juga: Demonstrasi Partai Buruh Besar-Besaran Hari Ini, Nuntut Apa Saja? 

Namun, di berbagai negara di seluruh dunia, Hari Buruh Internasional telah diakui sebagai hari libur nasional dan terus dirayakan dengan berbagai macam cara sambil dijadikan sebagai kesempatan untuk demonstrasi dan aksi unjuk rasa untuk mendukung pekerja.

Hari Buruh di Indonesia

Sementara itu, Indonesia sendiri sudah memperingati Hari Buruh sejak 1920 lalu. Namun, penetapan Hari Buruh Internasional sebagai libur nasional baru ditetapkan pada 2013 di era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Penetapan ini baru berlaku pada 2014 jelang pergantian presiden. Pada 1 Mei 2014, kali pertama masyarakat Indonesia menikmati Hari Buruh Internasional sebagai libur nasional.

Layaknya negara-negara lain, para buruh kerap mengadakan demonstrasi atau aksi untuk meminta pemerintah meningkatkan kesejahteraan buruh. Aksi ini tidak jarang diikuti sampai dengan ratusan ribu buruh per tahunnya dan tersebar di banyak wilayah.

Baca Juga: Partai Buruh Tolak Kebijakan Parliamentary Threshold

Meskipun begitu, umumnya aksi berlangsung dengan damai dan nyaris tanpa ada kekerasan. Beberapa kali juga aksi yang dilangsungkan dibarengi dengan parade atau atraksi, menunjukkan bahwa para buruh beraksi dengan damai.

Khazanah Islam: Masuk Daftar Nominator Warisan Budaya Tak Benda, Reog Ponorogo Segera Diakui UNESCO



Berita Terkait