Menu


10 Pemimpin Negara yang Kabur saat Negaranya Lagi Chaos: Ada dari Eropa, Arab hingga Negara Tetangga Indonesia

10 Pemimpin Negara yang Kabur saat Negaranya Lagi Chaos: Ada dari Eropa, Arab hingga Negara Tetangga Indonesia

Kredit Foto: Twitter/Miduk17

Konten Jatim, Jakarta -

Sri langka saat ini tengah berada dalam kekacauan yang memanas lantaran dilanda krisis ekonomi yang membuat negara itu bisa dikatakan bangkrut.

Krisis ekonomi ini menjadi krisis terburuk bagi Sri Lanka sejak merdeka pada tahun 1948. Diketahui Sri Lanka gagal membayar utang luar negeri sebesar US$ 51 miliar atau Rp 729 triliun.

Akibatnya massa yang marah berunjuk rasa hingga berhasil menembus barikade polisi untuk memasuki rumah Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa.

Presiden Gotabaya Rajapaksa akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri dan melarikan usai mengetahui massa yang sulit untuk diamankan.

BACA JUGA: Sri Lanka Bangkrut dan Lagi Krisis Gara-gara Gak Kuat Bayar Utang, Bagaimana dengan Indonesia?

Tidak hanya Gotabaya Rajapaksa, beberapa presiden ini juga diketahui memilih kabur meninggalkan negaranya dilanda kekacauan. Berikut yang telah Kontenjatim rangkum dari berbagai sumber:

1. Reza Pahlevi (Iran)

Mohammed Reza Pahlavi dalah raja terakhir Iran yang kabur saat terjadi pergolakan politik di negara tersebut pada Januari 1979.

Kaburnya Reza Pahlevi menandai berakhirnya monarki di Iran dan berganti menjadi Republik Islam hingga saat ini.

Selama di pengasingan, Reza Pahlevi berpindah-pindah negara, dari Mesir, Maroko, Bahama, dan Meksiko. Ia sempat ke Amerika Serikat untuk menjalani pengobatan kanker limfatik.

Reza Pahlevi menghembuskan nafas terakhirnya di Kairo, Mesir, pada 27 Juli 1980.

2. Ferdinand Marcos (Filipina)

Tepat 36 tahun lalu pemimpin Ferdinand Marcos yang dikenal akan kediktatorannya berhasil digulingkan oleh Cory Aquino pada Februari 1986.

Pejuang demokrasi Cory berhasil dilantik sebagai presiden Filipina menggantikan Ferdinand Marcos.

Usaha Marcos untuk mempertahankan kekuasannya gagal setelah Amerika Serikat beralih mendukung Cory Aquino yang dikatakan mampu mengalahkan Marcos.

Tak mau kalah, Marcos terus menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan jabatannya namun hal ini sia-sia.

Rakyat dikatakan sudah tidak tahan dengan kesewenang-wenangan rezim Marcos.

Akhirnya Marcos yang telah memerintah sejak 1965 memilih kabur bersama istrinya ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Filipina, Clark, dan kemudian diasingkan ke Hawaii.

3. Thaksin Shinawatra (Thailand)

Thaksin Shinawatra adalah Perdana Menteri Thailand yang kabur saat terjadi kekacauan di negaranya pada 2006.

Thaksin Shinawatra dan keluarganya saat itu memilih kabur ke Inggris.

Thaksin mengaku terpaksa pergi ke luar negeri karena dia tak bisa mengharapkan keadilan di pengadilan Thailand.

4. Zine El Abidine (Tunisia)

Selam 23 tahun berkuasa Zine El Abidine atau Ben Ali kerap membuat perlakuan dan kebijakan yang kontroversial.

Ia kerap menjatuhkan lawan-lawan politiknya yang mana merupakan pendukung politik islam.

Tak hanya itu, para pemimpindan simpatisan parati poitik banyak yang ia asingkan dan dipenjara atas tuduhan-tuduhan terorisme.

Karena hal itu, Ben Ali jadi orang pertama yang digulingkan dalam revolusi di Timur Tengah. Ia pun melarikan diri dari Tunisia bersama keluarganya pada tahun 2011 ke Arab Saudi.

5. Hosni Mubarak (Mesir)

Rakyat merasa marah kepada Presiden Hosni Mubarak karena dirinya enggan untuk turun dari jabatannya sebagai presiden. 

BACA JUGA: Pemerintah, Apa Kabar Utang Indonesia? Duh, Jangan Sampai Terancam Bangkrut Kayak Sri Langka ya

Rakyat menilai Hosni Mubarak memimpin dengan cara diktator yang membuat masyarakat merasa marah.

Akibatnya rakyat berunjuk rasa dan melakukan aksi demo dengan jumlah ribuan mengepung Kairo dan Alexandria.

Mengetahui semakin chaos,  Mubarak pada Kamis malam mengumumkan akan menyerahkan sebagian besar kekuasaannya ke Wakil Presiden Omar Suleiman.

Namun rakyat yang sudah geram dan marah membuat Presiden Hosni Mubarak memutuskan untuk melepas jabatannya dan memilih kabur bersama keluarga melarikan diri ke Sinai.

6. Viktor Yanukovych (Ukraina)

Presiden Ukrania, Viktor Yanukovych kabur ke Rusia saat situasi di negaranya kacau pada Februari 2014 lalu. Ia kabur berkat bantuan Pemerintahan Presiden Putin.

Saat itu, Yanukovych, yang merupakan pemimpin pro-Rusia, mengaku tak akan kembali ke Ukrania tanpa jaminan keamanan atas diri serta keluarganya.

Yanukovych kabur setelah demonstrasi di Kyiv terjadi selama berbulan-bulan. Massa menentang keputusan Ukrania yang menjauhkan diri dari Uni Eropa dan justru memperkuat hubungan dengan Rusia.

Digulingkannya Yanukovych inilah yang kemudian memicu aneksasi Rusia di Krimea pada 2014.


7. Mikheil Saakashvili (Georgia)

Mantan Presiden Georgia, Mikheil Saakashvili sempat kabur dari negaranya ke Ukrania. Pada 1 Oktober 2021, ia lalu kembali ke Georgia menghadapi oposisi dalam pemilihan lokal. 

Namun kepulangan Mikheil Saakashvili menghadapi ancaman 6 tahun penjara karena dinyatakan bersalah secara in absentia pada 2018. Ketika itu Mikheil Saakashvili dianggap menyalahgunakan jabatannya selama masa kepresidenan 2004-2013. 

8. Abd-Rabdu Mansour (Yaman)

Mantan Presiden Yaman, Abd-Rabdu Mansour Hadi melarikan diri ke Arab Saudi saat gejolak perang pada tahun 2014. Keadaan di Yaman memanas sejak September 2014 saat kelompok Houthi berhasil mengambil alih pemerintahan dan mengkudeta Istana Kepresidenan.

9. Ashraf Ghani (Afghanistan)

Saat Taliban masuk secara tidak terdduga ke kota Kabul Afghanistan, Presiden Afghanistan Aashraf Gahani memilih kabur dan meninggalkan Kabul pada tanggal 15 Agustus 2021 tahun lalu.

Namun setelahnya ia mengaku menyesal dan meminta maaf kepada warga Afghanistan.

"Dengan penyesalan yang amat besar dan mendalam, periode (kepemimpinan) saya harus berakhir sama dengan tragedi yang dialami para pendahulu saya. Saya meminta maaf kepada warga Afghanistan karena tidak bisa membawa akhir yang berbeda," paparnya menambahkan.

Ia memiliki alasan kabur lantaran demi menghindari terulangnya perang sipil seperti di era 1990-an.

10. Gotabaya Rajapaksa (Sri Lanka)

Terakhir adalah Presiden Gotabaya Rajapaksa yang memilih kabur setelah Sri Lanka chaos karena unjuk rasa masyarakat yang berhasil menduduki Istana Presiden.

Rajapaksa, istri dan dua pengawalnya pergi dengan pesawat Angkatan Udara Sri Lanka, kata seorang pejabat imigrasi kepada Reuters.

Seorang sumber mengatakan Rajapaksa berangkat ke Male ibu kota Maladewa. Selain itu Gotabaya dikatakan akan melanjutkan perjalanan ke negara Asia lainnya dari tempat itu.

Rajapaksa pun mengundurkan diri sebagai presiden pada Rabu (13/7/2022) setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediaman resminya.

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan