Menu


Cak Imin dan Airlangga Adakan Pertemuan, Pengamat Sebut Potensi Perubahan Peta Koalisi

Cak Imin dan Airlangga Adakan Pertemuan, Pengamat Sebut Potensi Perubahan Peta Koalisi

Kredit Foto: Warta Ekonomi/Andi Hidayat

Konten Jatim, Depok -

Pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dinilai akan mengubah alur peta koalisi yang ada saat ini. Melansir Rakyat Merdeka pada Minggu (19/2/2023), pernyataan di atas diungkapkan oleh pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul M Jamiluddin Ritonga Jamiluddin, Jumat (17/2/2023). 

Pasalnya, hingga saat ini peta politik Pemilu 2024 masih sangat cair. Belum ada koalisi yang menetapkan pasangan calon presiden (capres) yang akan diusung.

Baca Juga: Pasangan Ganjar-Airlangga Bisa Terjadi Jika PDIP Gabung KIB  

"Karena itu, perubahan koalisi di KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) dan KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) tetap terbuka,"  katanya.

Jamiluddin mengatakan, setidaknya ada dua penyebab. Pertama, ada kemungkinan masing-masing koalisi, KIB dan KKIR gagal dalam kesepakatan pasangan capres-cawapres.

Baca Juga: Prabowo Temui Khofifah, Cak Imin Sambangi Airlangga, Bagaimana Nasib KIR?

"KIB dan KKIR gagal menyepakati pasangan capres yang akan diusung. Karena itu, ada peluang partai politik di dua koalisi itu saling pindah haluan," ujarnya.

Menurutnya, terbuka peluang PKB pindah ke KIB ketika kepentingan Muhaimin Iskandar menjadi cawapres tidak diakomodir oleh Prabowo Subianto.  Sebaliknya, ada kemungkinan PAN dan PPP pindah haluan ke Gerindra bila capres atau cawapres yang akan diusungnya tidak diakomodir Golkar.

Sedangkan kemungkinan kedua, KIB dan KKIR bergabung membentuk koalisi baru. "Peluang ini bisa terjadi bila itu diinginkan Presiden Jokowi," tandasnya.

Baca Juga: Muhaimin Mengaku Prabowo Tidak Memberitahukan Soal Pertemuan Dengan Khofifah  

Pilihan kedua itu diambil untuk menandingi Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan. KIB dan KKIR akan sulit menandingi Anies jika tidak bergabung. Pilihan itu juga diperkuat dengan kemungkinan bergabungnya PDIP yang lebih memilih Pemilu 2024 diikuti 2 poros.

"Bahkan tidak menutup kemungkinan PDIP juga melebur bersama KIB dan KKIR. Bila ini terjadi, maka kekuatan koalisi ini menjadi sangat gemuk," tambahnya.

Baca Juga: Prabowo Bertemu Khofifah, Muhaimin Akui Dirinya Tak Dikabari

Dikatakan Jamiluddin, hal itu akan memunculkan dua poros dalam Pemilu 2024, yakni koalisi akan meneruskan arah pembangunan Jokowi dan koalisi yang menginginkan perubahan yang terdiri NasDem, Demokrat dan PKS yang akan mengusung Anies. Kendati demikian, menurut Jamiluddin, keidealan Pemilu 2024 diikuti oleh 4 poros.

 "Dari sisi demokrasi, lebih ideal ada empat pasangan capres yang maju. Kalau ini terjadi, rakyat akan disuguhkan lebih banyak pilihan," pungkasnya.

Baca Juga: Pertemuan Airlangga dengan Cak Imin Dinilai Bawa Perubahan di KIB dan KKIR

Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan

Artikel ini merupakan kerja sama sindikasi konten antara Konten Jatim dengan Rakyat Merdeka.