Menu


Kenapa Sudirman Diangkat Menjadi Jenderal di Usianya Yang Masih Muda?

Kenapa Sudirman Diangkat Menjadi Jenderal di Usianya Yang Masih Muda?

Kredit Foto: Republika/Prayogi

Konten Jatim, Depok -

Kenapa Sudirman diangkat menjadi jenderal meskipun usianya saat itu masih muda? Terlebih, pastinya ada banyak tokoh lain yang mempunyai sepak terjang lebih lama dibandingkan Sudirman pada saat itu.

Sebagai informasi, Sudirman hanya berusia 29 tahun ketika dirinya diminta menjadi jenderal. Dan ketika dilantik, usia Sudirman kurang lebih baru memasuki 30 tahun. Ditambah masih ada lagi tentara yang kiprahnya di militer lebih lama dibanding Sudirman.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini: Kelahiran Jenderal Sudirman, Tokoh Penting dalam Kemerdekaan Indonesia

Melansir Republika pada Selasa (24/1/2023), ada sejumlah tokoh macam Oerip Soemohardjo, Gatot Soebroto, Didi Kartasasmita, dan Jatikusumo yang bisa saja menjabat sebagai Panglima Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada masa itu.

Namun, sejarawan  Universitas Indonesia (UI), Anhar Gonggong, menjelaskan bahwa salah satu alasan kuat dibalik pemilihan Sudirman oleh para koleganya untuk menjadi jenderal adalah karena sifatnya yang dinilai amat cocok sebagai pemimpin.

Baca Juga: Azab Pelaku Pelecehan Seksual Menurut Pandangan Ustadz Maulana

Sudirman sejak kecil memang sudah menunjukkan sifatnya yang tenang, tegas dan berwibawa. Sifat tersebut membuat banyak tentara yang yakin akan penunjukannya sebagai Jenderal TKR kendati usianya yang lebih muda dibanding rekannya.

Faktor eksternal lain yang masih diperdebatkan adalah fakta bahwa Oerip Soemohardjo merupakan mantan anggota  Koninklijk Nederlandsch)-Indisch Leger (KNIL), pasukan yang dahulu melatih tentara Indonesia sebelum diganti oleh Jepang dengan nama Pembela Tanah Air (PETA).

Mayoritas tentara muda saat itu lebih mengenal sosok Sudirman yang juga merupakan jebolan PETA. Selain itu, Ketidaktahuan mereka akan KNIL juga menjadi alasan kenapa ada yang meragukan Oerip Soemohardjo untuk menjadi jenderal, meskipun kenyataannya tidak seperti yang mereka bayangkan.

Baca Juga: Jenis-Jenis Gharar Yang Perlu Dihindari oleh Umat Muslim

Setelah ditelusuri, perbedaan suara Oerip Soemohardjo dengan Sudirman tidak berbeda jauh. Hasil pemilihan yang berlangsung pada Oktober 1945 menunjukkan bahwa Sudirman “hanya” mendapatkan 6 suara lebih banyak dari seniornya.

Ketika menjadi jenderal, Sudirman tetap menunjuk Oerip Soemohardjo sebagai Kepala Staf TKR, bukti bahwa dirinya memerlukan bantuan dari sosok tersebut. Sudirman bahkan diceritakan hampir melepas jabatan tersebut kepada Oerip Soemohardjo, namun dilarang oleh peserta rapat.

Baca Juga: Apa Itu Gharar? Jual Beli Ilegal dalam Agama Islam

Meskipun begitu, tanpa mengesampingkan Oerip Soemohardjo yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan lebih mendalam di medan perang, Sudirman berhasil menunjukkan bahwa dirinya memang layak menjadi Panglima TKR. Bukti kuat datang dari kisah di mana dirinya ditandu di medan perang untuk bergerilya melawan Belanda.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024