Beberapa waktu lalu dunia politik tengah diributkan dengan perdebatan antara sistem proporsional tertutup dan terbuka untuk Pemilu 2024 mendatang setelah Ketua Umum Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari menyinggungnya lebih dulu.
Diketahui sebelumnya ada delapan partai yang menolak keras sistem proporsional tertutup, di antaranya Partai Gerindra, Partai NasDem, Partai Demokrat, PKS, PPP, PKB, PAN, dan Golkar. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menjadi satu-satunya yang tak ikut menolak.
Diamnya partai milik Megawati Soekarnoputri ini diduga memberikan dukungan kepada sistem proporsional terbuka meski beberapa kadernya menolak dugaan tersebut. Namun, beberapa kadernya tetap mengatakan dukungan kepada sistem tersebut.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa Golkar menjadi raja jika pemilu digelar dengan sistem proporsional tertutup atau cuma coblos partai. Namun, kekinian demi rakyat Golkar mendukung sistem pemilu tetap proporsional terbuka.
"Jangan lupa Golkar rajanya pilihan tertutup. Kita berpengalaman menangani berbagai pemilu dengan pemilihan tertutup di era Orde Baru bahkan di era reformasi di tahun 2004 Golkar juaranya. Tetapi Golkar ingin menjaga demokrasi," kata Airlangga dalam keterangannya, Sabtu (21/1/2023).
Ia mengaku, saat ini, Golkar tengah memerjuangkan sistem pemilu yang tetap memberikan kedaulatan kepada rakyat, melalui proporsional terbuka.
Baca Juga: Ridwan Kami Gabung Partai, Golkar Akan Tetap Usung Airlangga Hartarto Jadi Capres
Menurutnya, kekinian ada upaya dari sejumlah pihak untuk mengembalikan sistem pemilu dari tangan rakyat kepada pimpinan partai melalui sistem proporsional tertutup. Upaya tersebut dilakukan melalui gugatan uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Golkar sendiri, kata dia, telah menginisiasi pernyataan sikap penolakan sistem proporsional tertutup yang dilakukan delapan partai awal tahun ini.
Khazanah Islam: Awas! Ini Sederet Posisi Seks yang Dilarang dalam Islam, tapi Nomor 2 Sering Dilakukan