Ustaz Budi Ashari dalam perbincangannya bersama dr. Zaidul Akbar, membeberkan cara untuk mengendalikan dua syahwat.
Dua syahwat yang dimaksud di sini adalah syahwat perut dan lisan.
"Dan di kitab ihya (ulumuddin) itu juga disampaikan tentang qashru syahwatain, jadi bagaimana menghancurkan 2 syahwat. Perut tadi salah satunya, syahwat yang kedua lisan," ujarnya dalam kanal YouTube dr. Zaidul Akbar Official, dikutip Konten Jatim pada Minggu (21/1/2023).
Baca Juga: dr. Zaidul Akbar: Iblis Sudah Mengamati Nabi Adam sebelum Ruhnya Ditiupkan
Mengenai syahwat perut, kedua pendakwah tersebut banyak berbincang mengenai pentingnya menjaga makan.
Ustaz Budi menuturkan bahwa musibah pertama yang terjadi pada umat setelah Nabi Muhammad wafat adalah masalah kenyang.
Ia menjelaskan, jika suatu masyarakat sudah kenyang perutnya, maka akan gemuk badannya, yang kemudian membuat lemah hatinya, dan menjadikan syahwatnya tidak terkendali.
"Karena kalau satu masyarakat itu kenyang perutnya, yang terjadi adalah gemuk badannya, kalau udah gemuk, maka lemah hati mereka. Kendalinya kan di panglimanya kan hati, kalau sudah lemah panglimanya, maka syahwatnya itu tidak terkendali," tambahnya.
Tak hanya Ustaz Budi, dr. Zaidul juga menambahkan, untuk bisa menjaga syahwat perut, maka dalam memilih makanan itu harus diperhatikan 3 aspek, yakni makanan wajib halal, thoyyib, dan tidak berlebihan.
Menurutnya, makan itu tidak bertujuan untuk kenyang, melainkan untuk beribadah.
Maksudnya adalah, makan secukupnya saja hanya untuk menegakkan tulang-tulang seluruh tubuh untuk beribadah pada Allah.
"Kalau filosofi saya, makan tidak untuk kenyang. Mereka (para salafus shalih) kalau makan pun tidak untuk kenyang. Kan makan yang paling utama untuk keutamaan, maksudnya cukup untuk menegakkan tulang-tulang seluruh tubuh kita untuk beribadah. Karena memang makan tuh fungsinya untuk ibadah," terangnya.
Baca Juga: dr. Zaidul Akbar: Melalui Hormon Endorfin, Allah Paksa Manusia Hidup Bahagia
Kemudian mengenai syahwat lisan, dr. Zaidul menekankan pentingnya menghindari banyak bicara, dan banyak mengingat Allah melalui berzikir.
"Salah satu cara untuk menjaga hati bahkan mudahnya seseorang itu untuk mendapatkan keturunan memang nggak usah banyak ngomong. Zikir aja. Itu luar biasa," jelasnya.
"Hubungannya gini. Contoh kita ketemu sama temen, tiba-tiba temen tuh cerita yang mungkin hal-hal yang mungkin korupsi lah, bencana alam, ngomongin orang, segala macem, dan tiba-tiba kita tanpa sengaja gitu nimpali (omongan) itu. Artinya apa, omongan dia itu ada hormonnya. Dalam kalimat ada sihir. Jadi salah satu menyebabkan lemahnya iman memang banyak interaksi sama orang. Banyak ngomong nggak penting," tandasnya.