Menu


Bela Megawati soal Tuduhan Rasis ke Papua, Petinggi NU Ini Dianggap Standar Ganda, Soalnya Dulu di Kasus 'Jin Buang Anak' Dia Bilang Begini

Bela Megawati soal Tuduhan Rasis ke Papua, Petinggi NU Ini Dianggap Standar Ganda, Soalnya Dulu di Kasus 'Jin Buang Anak' Dia Bilang Begini

Kredit Foto: Tangkapan Layar Twitter/@panca66

Konten Jatim, Jakarta -

Pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Rakernas PDIP beberapa hari lalu berbuntut panjang.

Pasalnya Megawati kedapatan menyinggung warna kulit orang Papua, sehingga ia dinilai publik telah melakukan tindakan rasis.

Publik yang marah dengan ucapan Megawati itu pun ramai-ramai menghujatnya. Namun di tengah hujatan itu muncul seorang tokoh yang justru membela Ketua Dewan Pengarah BRIN tersebut.

Ia adalah Nadirsyah Hosen, seorang petinggi NU yang kini mengajar di Monash University, Australia itu.

Melalui akun Twitter miliknya pria yang akrab disapa Gus Nadir itu tampak memberikan pembelaan terhadap Megawati.

Sebagai informasi, akun milik Gus Nadir ini bukan hanya berisi cuitan-cuitan pribadinya, tetapi juga cuitan-cuitan yang dibuat oleh santri-santrinya.

Dalam unggahannya, akun Gus Nadir merasa heran dengan publik tanah air yang dengan mudah menilai Megawati berbuat rasis.

Padahal menurutnya, ucapan Megawati soal Papua itu hanya sebatas guyonan, sama halnya seperti di zaman dulu banyak yang berguyon soal etnik dan menikmatinya.



"Dulu kita dengan santai bisa guyon soal etnik. Bahkan ada pelawak yang sengaja bergaya orang Betawi, Padang, Tegal, Batak, Sunda, Madura, dll sambil menertawakan kekhasan etnik masing-masing. Kita menikmatinya," kata akun Gus Nadir, dikutip Konten Jatim dari @nad_dirs, Jumat (24/06/2022).

Baca Juga: Megawati Banjir Hujatan, Tokoh ini Langsung Pasang Badan dan Bilang Jangan Gampang Sensi Saat Papua Disebut


Namun dikatakan Gus Nadir di zaman sekarang sangat sulit bagi orang-orang berguyon dan menikmatinya.

Hal itu dikarenakan di era media sosial ini setiap orang wajib ekstra hati-hati lantaran dengan berkomentar soal Padang atau Papua saja bisa dituding Rasis.

"Era medsos komen soal Padang atau Papua misalnya, siap-siap dibilang rasis," terangnya.

Terlihat cuitan akun Gus Nadir itu memang tampak mendinginkan suasana yang sedang panas atas ucapan Megawati yang menyinggung warna kulit orang Papua tersebut.

Namun pada kenyataan, cuitan akun Gus Nadir itu malah dianggap standar ganda lantaran jejak digitalnya soal etnik dan guyon terbongkar.

Adalah seorang akun @UyoBack yang membongkar rekam jejak standar ganda Gus Nadir dalam menanggapi kasus serupa.

Akun tersebut membandingkan Gus Nadir yang membela Megawati namun di beberapa waktu lalu menghajar habis-habisan Edy Mulyadi.

Ia kemudian meng capture cuitan akun Gus Nadir soal yang membahas Edy Mulyadi dan disandingkan dengan pembelaan terhadap Megawati.

"Standar ganda buat motor saja, jangan dicangkok di kepala," ungkap akun @UyoBack.



Seperti diketahui, beberapa waktu lalu wartawan senior Edy Mulyadi sempat menjadi sorotan lantaran menyebut lokasi Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan sebagai tempat 'jin buang anak'.

Baca Juga: Kala Megawati Singgung Warna Kulit Orang Papua, Pesohor Indonesia Timur Langsung Bersuara, Begini Katanya

Istilah 'jin tempat buang anak' sendiri merupakan kalimat yang sering digunakan masyarakat Betawi untuk menunjukan tempat-tempat yang masih sepi.

Sayangnya ucapan Edy Mulyadi itu dipermasalahkan banyak pihak sehingga berujung penjara.

Di antara pihak mempermasalahkan itu, ada akun Gus Nadir yang turut mengkritik habis pernyataan Edy Mulyadi.

Saat itu, akun Gus Nadir meminta Edy Mulyadi membuat argumen cerdas sehingga tak menyinggung warga Kalimantan.



"Gak setuju ibukota pindah itu boleh-boleh saja. Tapi kasih argumen yang cerdas. Jangan bawa-bawa 'jin buang anak' atau 'monyet' yang dianggap menghina warga dan lokasi IKN," ujarnya.

"Kita butuh oposisi cerdas agar kebijakan Jokowi juga terus dikontrol. Tapi kalau level kritiknya kayak gini sih parah!," pungkasnya.

Khazanah Islam: Pujian untuk Ambisi Berkelanjutan, Warta Ekonomi Gelar Indonesia Most Visionary Companies Awards 2024